Tetap tangguh meski dihadang kenaikan BBM



JAKARTA. Pemerintahan  Joko Widodo dan Jusuf Kalla berkomitmen akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Bagi emiten yang bersinggungan dengan BBM bersubsidi ini bisa mempengaruhi. Terutama bagi perusahaan transportasi seperti PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI).

Pieter Djatmiko, Analis Reliance Securities mengatakan, jika BBM bersubsidi naik maka tarif yang dikenakan pun akan turut  naik alias menyesuaikan kenaikan harga BBM bersubsidi. "Biasanya para anggota organisasi angkatan darat (Organda) taksi akan bermusyawarah menetapkan tarif baru," jelas dia.

Namun selama masa musyawarah, Pieter bilang, biasanya TAXI belum akan menaikkan tarif. Namun dia yakin, kenaikan harga BBM bersubsidi tak akan membebani para pengusaha transportasi. Namun, justru memberatkan pengemudi taksi.


"Sistem perusahaan penyedia jasa taksi ini memang unik. Sebab perusahaan bukan menggunakan sistem gaji tapi kerjasama," ujar William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities. Jadi pengemudi yang akan menanggung biaya BBM.

Tapi Pieter bilang, TAXI biasanya langsung menyesuaikan kenaikan harga BBM bersubsidi.  "Tapi kalau dalam jangka panjang saya rasa tidak, soalnya perusahaan penyedia jasa taksi pasti berlakukan tarif baru," ujar dia.

Dan saat kenaikan tarif analis melihat akan mempengaruhi permintaan konsumen. Tapi William melihat, penurunan permintaan akibat kenaikan tarif tidak akan berlangsung lama. "Dalam jangka pendek selama masa transisi saja," ujar dia. Sebab, kebutuhan masyarakat atas transportasi umum masih cukup besar. Karena itu William yakin, TAXI masih bisa membukukan kenaikan kinerja di tahun ini.

Pada tahun ini, manajemen perusahaan ini menargetkan bisa membukukan kenaikan pendapatan 20% menjadi Rp 824,30 miliar. Apalagi pada tahun ini, TAXI masih terus ekspansif dengan menambah armada baru. Rencananya, TAXI akan menambah 2.000 unit baru.

Jika akhir tahun lalu, armada taksi milik Express 9.500 unit yang beroperasi maka akhir tahun ini akan menjadi 11.500 unit. Nah sampai akhir Juni, TAXI telah memiliki 10.800 unit.

Aditya Srinath, Analis JP Morgan dalam riset 18 Juli 2014 menambahkan, selain ekspansi di bisnis taksi. Perseroan ini akan menambah 150 armada bus pariwisata dan 300 taxi premium.

Namun Aditya menilai, bisnis kontribusi pendapatan terbesar masih berasal dari pendapatan taksi yaitu 84,69% setara Rp 346,36 miliar dari total pendapatan TAXI di semester I-2014. Sedangkan kendaraan sewa untuk wisata masih kecil yakni 0,17%.  Selama paruh pertama ini TAXI mengantongi pendapatan bersih Rp 408,97 miliar.

Aditya memproyeksikan, pendapatan TAXI di tahun ini dapat tumbuh 25,47% menjadi Rp 862 miliar dibandingkan tahun lalu Rp 686,92 miliar. Sedangkan laba bersih TAXI bisa menjadi  Rp 152 miliar atau naik 15,15% dari sebelumnya Rp 132,42 miliar.

Aditya merekomendasikan, neutral saham TAXI di Rp 1.600. Sedangkan Pieter merekomendasikan, buy di 1.400. Dan William menyarankan, hold di Rp 1.420. Selasa (2/9) harga TAXI naik 3,41% di Rp 1.365 per saham.         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana