KONTAN.CO.ID - Varian baru virus Covid-19 yaitu subvarian Omicron XBB telah masuk ke Indonesia. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada menyikapi masuknya varian baru virus Corona ini. Terdapat 26 negara yang telah melaporkan adanya kasus infeksi XBB ini. Saat ini subvarain terbaru Omicron ini terdeteksi masuk di Indonesia. Ketua Kelompok Kerja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dr. Gunadi, mengimbau masyarakat untuk tidak panik menghadapi masuknya Covid-19 subvarian Omicron XBB ke Indonesia.
Namun, ia tetap meminta masyarakat untuk tetap waspada dan memperkuat penerapan protokol kesehatan. “Jangan khawatir berlebihan. Bagi yang belum vaksin segerakan vaksin dan lakukan booster juga bagi yang belum untuk meningkatkan perlindungan terhadap penularan Covid-19 sub varian baru ini,” jelasnya, dikutip dari situs UGM.
Baca Juga: 50 Link Twibbon Hari Sumpah Pemuda Ke-94 Tahun 2022 dan Cara Membagikannya di Medsos Omicron XBB mudah menyebar
Dokter Gunadi menjelaskan bahwa Covid-19 akan terus terus bermutasi. Varian baru Omicron XBB ini merupakan hasil evoulsi dari varian Omicron. Karenanya varian XBB memiliki sifat dasar yang sama dengan Omicron dari segi kecepatan penularannya. Disamping itu, varian ini juga dianggap setara dengan kemampuan varian Omicron BQ.1.1 dalam menghindari sistem imun tubuh (imun escape). “Varian XBB ini selain cepat penyebarannya juga bersifat imun escape setara dengan Omicron BQ. 1.1 yang bersifat paling mampu menghindar dari sistem imun kita. Ini patut menjadi perhatian kita semua,” terangnya. Di Singapura saat ini terjadi peningkatan kasus gelombang XBB. Menurutnya, Singapura dengan cakupan vaksinasi yang bagus, namun angka kasus XBB meningkat lebih dari 50 persen Hal ini dimungkinkan karena program
testing, tracing, genomic surveillance yang di lakukan di Singapura cukup tinggi sehingga banyak temuan kasus. “Singapura ini mungkin testing dan tracingnya cukup tinggi sehingga tidak berarti negara lain yang rendah kasus XBB ini memang rendah kasusnya. Bisa jadi karena testing, tracing, genomic surveillance belum tinggi,” paparnya.
Gunadi menyampaikan bahwa saat ini FKKMK UGM terus aktif berpartisipasi melakukan pengawasan genom (genomic surveillance). Pihaknya hingga saat ini terus melakukan pemeriksaan sampel dengan metode
whole genome sequencing atau pengurutan keseluruhan genome pada virus Covid-19 untuk melacak bagian yang mengalami perubahan materi genetik atau mutasi di wilayah DIY dan Jawa Tengah. “UGM masih terus melakukan genomic surveillanc. Kita ambil sampel di akhir September 2022 lalu dan saat ini masing dalam proses running serta analisis harapannya hasilnya bisa keluar di minggu-minggu ini untuk bisa mengetahui apakah ada XBB di DIY dan Jateng,” urainya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News