Tetap terkaya di bumi tapi harta Bill Gates anjlok



WASHINGTON. Sekalipun nilai kekayaannya menyusut, Bill Gates tetap menyandang predikat sebagai orang paling tajir sejagad raya. The World's Billionaires 2016 versi Majalah Forbes menempatkan pendiri Microsoft Corp ini di peringkat satu, dengan kekayaan mencapai US$ 75 miliar.

Itu berarti, Gates menjadi orang terkaya di Planet Bumi selama tiga tahun berturut-turut. Dalam 22 tahun terakhir, pria 60 tahun ini juga sudah 17 kali ada di posisi puncak daftar orang terkaya.

Meski begitu, kekayaan Gates merosot. Forbes, Rabu (2/3), melaporkan, harta lelaki bernama lengkap William Henry Gates III ini turun 5,6% ketimbang tahun 2015 sebesar US$ 79,2 miliar.


Tapi Gates tidak sendiri. Secara umum total kekayaan seluruh miliarder dunia memang tergerus 8,08% jadi US$ 6,48 triliun. Salah satu penyebab penurunan nilai kekayaan Gates adalah: kemerosotan harga saham Microsoft.

Harga saham perusahaan teknologi ini sempat mencapai rekor tertinggi pada 29 Desember 2015 di level US$ 56,55 per saham. Kamis (3/3), harga sahamnya tergerus 7,43% menjadi US$ 52,35 per saham.

Yang menjadi sentimen negatif bagi saham Microsoft, salah satunya, penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS). Ini tercermin dari laporan keuangan Microsoft kuartal I tahun buku 2016 yang berakhir 31 Desember 2015.

Perusahaan yang berdiri tahun 1975 itu mencetak penurunan pendapatan 2% menjadi US$ 25,69 miliar ketimbang periode sama di 2015. Efek nilai tukar tersebut menyebabkan Microsoft menderita rugi US$ 1,2 miliar.

Isu lain yang mendera Microsoft ialah transfer pricing. Seperti dilansir Bloomberg, otoritas bursa AS menyebutkan, terjadi kenaikan tagihan pajak akibat transfer pricing yang dilakukan Microsoft. Toh, tetap banyak investor yang mengoleksi saham Microsoft yang tergabung dalam saham-saham teknologi.

"Sejak krisis finansial tahun 2008, saham teknologi berhasil mencetak pertumbuhan margin," ujar Adam Parker, analis Morgan Stanley seperti dikutip Investor's Business Daily, Rabu (2/3).

Salah satu daya tarik Microsoft kini adalah sistem komputasi awan berlabel Microsoft Azure.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie