Teten: Keberadaan ultra mikro membuat pembiayaan UMKM tanpa agunan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koperasi dan UKM menyambut positif pembentukan holding ultra mikro  yang terdiri dari BRI, Pegadaian dan PNM. Holding tersebut bisa mempermudah akses pembiayaan untuk usaha mikro dengan bunga yang rendah. “Ini sangat diperlukan UMKM,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki kepada KONTAN, Selasa (9/2).

Apalagi saat ini porsi kredit perbankan untuk UMKM baru 20%.  Padahal pelaku usaha di Indonesia 99% adalah UMKM. Porse kredit perbankan di Indonesia untuk UMKM tersebut yang terendah di sejumla negara Asia. Seperti di Singapura (39%), Malaysia (51%),  Thailand (50%), Jepang (66%), Korsel (81%).  Padahal penyerapan tenaga kerja UMKM mencapai 97%  dari total tenaga kerja dan kontribusi terhadap PDB mencapai 60%.

Maka untuk mengembangkan usaha UMKM yang diperlukan adalah skema pembiayaan yang  modern yang tidak lagi mensyaratkan agunan dalam pemberian kreditnya. Lantaran UMKM rata-rata tidak mempunyai aset yang memadai.


“Saat ini saja pelaksanaan KUR mikro dengan plafon Rp 50 juta, masih banyak bank mensyaratkan agunan, padahal mestinya tanpa agunan,” tutur Teten.

Baca Juga: Ini cara dan syarat pengajuan pinjaman KUR BRI

Untuk itu, Teten mengusulkan untuk mengefektikan kembali Jamkrido dan Askrinido untuk melindungi pembiayaan usaha mikro dan kecil supaya perbankan lebih berani lagi mengucurkan kredit ke UMKM.

Ia juga berharap pihak perbankan sudah harus punya skema kredit dengan agunan dalam bentuk SPK (surat Perintah Kerja) bagi UMKM yang memerlukan modal kerja. Ini sesuai dengan yang diamanatkan dalam Cipta Kerja.

Maka dari itu, Kemkop UKM tengah memprioritaskan formalitas usaha mikro  yang belum bankable karena tidam mempunyai  pencatatan keluar masuk uang. Harapannya dengan formalitas usaha mikro tersebut, bank semakin berani memberikan kredit ke UMKM yang tidak terbatas ke sektor perdagangan saja, tapi juga sektor lainnya. Seperti sektor produksi peternakan, pertanian, perikanan dan pengrajin, yang porsinya  masih kecil karena dianggap beresiko tinggi.

Untuk itu Teten harap keberadaan holding ultra mikro ini bisa membuat porsi kredit UMKM bertambah dan terhindar dari pinjaman renterir. Apalagi, saat pembahasan pihaknya sudah mendapat pemberitahuan.

Meski ada holding utramikro, Teten harap program mirco refinancing yang dilakukan oleh Permodalan Nasional Madani (PNM) tetap berjalan, karena adanya program pendampingan bagi UMKM meski berbunga relatif tinggi.  “Menteri BUMN meyakinkan model pemberian kredit dan pendampingan PNM akan dipertahankan,” jelas Teten.

Selanjutnya: DPR meminta pembentukan holding ultra mikro segera dipercepat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon