BANGKOK. Thai Airways International Pcl menyatakan bahwa pihaknya membatalkan pesanan Airbus SAS A380. "Kami perlu untuk memutuskan apakah investasi yang besar itu layak," tegas President Narongsak Sangapong dari Kuala Lumpur. Maskapai penerbangan yang berbasis di Bangkok ini memesan enam A380 anyar. Namun kini mereka mulai mencermati kembali mana investasi yang harus dipangkas atau ditunda. Emirates Airline, konsumen A380 terbsar, juga mengatakan bahwa mereka kemungkinan bergabung dengan Air France-KLM Group dan Deutsche Lufthansa AG untuk menunda pesanan pesawatnya karena resesi global telah memukul industri pariwisata. Penundaan konsumen ini kemungkinan akan memperpanjang waktu bagi Airbus untuk mendapatkan kembali modalnya dalam pengembangan A380 yang menggelembung dari US$ 12 miliar menjadi US$ 18 miliar. Emirates kemungkinan menunda pesanan sebanyak 10 pesawat; baik itu A380 maupun Boeing Co. 777; bisa jadi hingga 18 bulan ke depan. President Tim Clark mengatakan hal tersebut pada wawancara hari ini. Ia juga menegaskan bahwa maskapai yang berbasis di Dubai itu tidak akan memangkas 53 pesawat A380 yang telah ia pesan. Maskapai ini siap untuk menerbangkan lima dari pesawat tersebut. Airbus telah mempertimbangkan kembali produksi A380 tahun ini lantaran konsumen menahan penggunaan pesawat besar karena bisnis pariwisata menyusut. Produsen pesawat ini mulai menyerahkan 14 unit pesawat double-decker tahun ini. Jumlah tersebut lebih kecil dari tahun lalu, yaitu 18 unit. Airbus mendapatkan pesanan sejumlah 200 unit pesawat A380; 15 unit telah dikirimkan bulan lalu.
Thai Airways dan Emirates Tunda Pesanan Airbus SAS A380
BANGKOK. Thai Airways International Pcl menyatakan bahwa pihaknya membatalkan pesanan Airbus SAS A380. "Kami perlu untuk memutuskan apakah investasi yang besar itu layak," tegas President Narongsak Sangapong dari Kuala Lumpur. Maskapai penerbangan yang berbasis di Bangkok ini memesan enam A380 anyar. Namun kini mereka mulai mencermati kembali mana investasi yang harus dipangkas atau ditunda. Emirates Airline, konsumen A380 terbsar, juga mengatakan bahwa mereka kemungkinan bergabung dengan Air France-KLM Group dan Deutsche Lufthansa AG untuk menunda pesanan pesawatnya karena resesi global telah memukul industri pariwisata. Penundaan konsumen ini kemungkinan akan memperpanjang waktu bagi Airbus untuk mendapatkan kembali modalnya dalam pengembangan A380 yang menggelembung dari US$ 12 miliar menjadi US$ 18 miliar. Emirates kemungkinan menunda pesanan sebanyak 10 pesawat; baik itu A380 maupun Boeing Co. 777; bisa jadi hingga 18 bulan ke depan. President Tim Clark mengatakan hal tersebut pada wawancara hari ini. Ia juga menegaskan bahwa maskapai yang berbasis di Dubai itu tidak akan memangkas 53 pesawat A380 yang telah ia pesan. Maskapai ini siap untuk menerbangkan lima dari pesawat tersebut. Airbus telah mempertimbangkan kembali produksi A380 tahun ini lantaran konsumen menahan penggunaan pesawat besar karena bisnis pariwisata menyusut. Produsen pesawat ini mulai menyerahkan 14 unit pesawat double-decker tahun ini. Jumlah tersebut lebih kecil dari tahun lalu, yaitu 18 unit. Airbus mendapatkan pesanan sejumlah 200 unit pesawat A380; 15 unit telah dikirimkan bulan lalu.