Thailand Bakal Rilis Lebih Banyak Surat Utang Topang Pertumbuhan Ekonomi



KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Pemerintah Thailand akan merilis lebih banyak surat utang di tahun depan. Rencananya Thailand akan menambah jumlah pinjaman sebesar 8% menjadi 2,6 triliun baht setara dengan US$ 78,2 miliar untuk tahun fiskal 2025 dimulai pada 1 Oktober. 

Menurut tiga sumber pasar dan presentasi pemerintah yang dilihat oleh Reuters, dari total kredit tersebut sebesar 1,06 triliun baht dalam bentuk pinjaman baru dan 1,53 triliun merupakan pinjaman yang diperpanjang. 

Pemerintah berencana untuk menjual sekitar 1,25 triliun baht obligasi pemerintah dan 520 miliar baht surat perbendaharaan negara pada tahun fiskal 2025, yang akan mendanai lebih dari dua pertiga dari target pinjaman.


Baca Juga: Indonesia Masih Dibanjiri Impor Pangan, Beras Paling Melonjak

Ketika ditanya tentang angka utang, Jindarat Viriyataveekul, penasihat utang publik di kementerian keuangan, mengatakan kepada Reuters bahwa "itu saja".

Komite Kebijakan dan Pengawasan Utang Publik akan mengadakan rapat mengenai rencana utang tersebut pada Rabu (18/9). Rencana tersebut muncul saat pemerintahan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra menyusun kebijakan, diawali dengan skema pemberian dompet digital khasnya, untuk menggenjot ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara tersebut.

Sumber mengatakan, pemerintah berencana untuk menjual antara 303 miliar baht hingga 322 miliar baht, termasuk obligasi terkait keberlanjutan 15 tahun, pada kuartal Oktober-Desember. Rencana pinjaman tersebut akan dibiayai oleh 120 miliar baht obligasi tabungan, 140 miliar baht obligasi pengalihan, dan 556 miliar baht surat promes dan pinjaman berjangka. 

Rencana pinjaman yang lebih tinggi tersebut disebabkan oleh defisit anggaran yang lebih besar untuk tahun fiskal 2025 untuk mendukung langkah-langkah pemerintah, termasuk skema dompet digital. Anggaran fiskal pemerintah tahun 2025 memproyeksikan pengeluaran sebesar 3,75 triliun baht dan kenaikan defisit sebesar 7,5% menjadi sekitar 8,66 miliar baht.

Baca Juga: Impor Beras Melonjak hingga Agustus 2024, Paling Banyak dari Thailand

Editor: Avanty Nurdiana