Thailand larang pertemuan publik usai kasus harian Covid-19 dan kematian rekor



KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Thailand memberlakukan larangan pertemuan publik secara nasional dan sedang mempertimbangkan lebih banyak pembatasan pergerakan. Hal ini dilakukan setelah Satgas Covid-19 melaporkan rekor jumlah kasus baru dan kematian pada hari ini. 

Sabtu (17/7), Satgas Covid-19 Thailand mengumumkan 10.082 kasus virus corona baru dan 141 kematian baru. Ini membuat jumlah total infeksi menjadi 391.989 kasus dan 3.240 kematian akibat Covid-19 sejak pandemi dimulai.

Sebelumnya, Thailand sudah melakukan penguncian sebagian di wilayah Bangkok dan sembilan provinsi lainnya pada  minggu ini. Namun rencana pengetatan aturan yang lebih luas tetap digodok setelah melihat jumlah kasus yang terus meroket. 


Larangan pertemuan publik telah diberlakukan, dengan hukuman maksimum penjara dua tahun atau denda hingga 40.000 baht setara US$ 1.219,88 atau keduanya. Hal tersebut telah diumumkan secara resmi pada Royal Gazette pada Jumat malam.

Baca Juga: Tembus 10.000, Thailand kembali cetak rekor kasus harian Covid-19

Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengatakan, pemerintah sedang mempertimbangkan lebih banyak pembatasan karena negara itu memerangi wabah virus corona terburuk, didorong oleh varian Alpha dan Delta yang sangat mudah menular yang ditemukan sejak awal April.

"Ada kebutuhan untuk memperluas langkah-langkah untuk membatasi pergerakan orang sebanyak mungkin dan menutup lebih banyak fasilitas sehingga hanya menyisakan hal-hal penting," kata Prayuth di halaman Facebook resminya, kemarin. 

Area yang dianggap berisiko tinggi di Thailand telah berada di bawah pembatasan terberat dalam lebih dari setahun sejak Senin (12/7), dengan pembatasan pergerakan dan pertemuan, penutupan mal dan beberapa bisnis, dan jam malam antara pukul 9 malam hingga 4 pagi.

Selanjutnya: Delegasi Nigeria jadi orang pertama yang dirawat di RS karena Covid-19 pada Olimpiade

Editor: Anna Suci Perwitasari