Thailand rusuh, harga karet masih belum melar



JAKARTA. Harga karet diproyeksikan masih akan tertekan dan sulit melar dalam waktu dekat. Walau salah satu negara produsen karet terbesar di dunia, yakni Thailand, saat ini suhu politiknya sedang bergejolak, namun hal tersebut belum mampu untuk mendongkrak harga karet di pasaran.Azis Pane, Ketua Umum Dewan Karet Indonesia mengatakan, harga karet yang terbentuk saat ini lebih disebabkan oleh kondisi perekonomian dunia. "Efek dari kondisi di Thailand tidak terasa, dan harga tidak akan benyak beranjak dari saat ini," kata Azis, Senin (3/3).Mengutip Bloomberg, harga karet di bursa Tokyo Commodity Exchange (Tocomm) untuk pengiriman Maret 2014 saat ini hanya berada di kisaran US$ 2,2 per kilogram (kg). Padahal pada awal Januari lalu harga karet sempat berada di kisaran US$ 2,5 per kg.Sementara itu, Asril Sutan Amir, Penasehat Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) mengatakan, rendahnya harga karet di pasar internasional tersebut akan mempengaruhi pendapatan para petani karet di dalam negeri.Asril bilang, saat ini, harga karet dengan kadar 30% di tingkat petani hanya Rp 5.400 per kg. Padahal, tahun 2011 lalu bisa mencapai Rp 15.000 per kg-Rp 20.000 per kg. "Harga karet saat ini merupakan yang paling rendah dalam 10 tahun terakhir," kata Asril.Saat ini, harga jual karet dari para petani tersebut dinilai sudah tidak ideal lagi. Pasalnya, dengan harga jual saat ini para petani hanya mendapat membeli beras sebanyak 1/2 kg. Padahal, agar para petani terangsang untuk terus menanam pohon karet, maka harga jual karet seharusnya setara dengan 2 kg beras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie