The Fed Agresif Pangkas Bunga, Diprediksi Masih Turun 200 Basis Poin Hingga 2026



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve pada hari Rabu (18/9) memulai serangkaian pemangkasan suku bunga yang diantisipasi. Tak tanggung-tanggung, The Fed memangkas setengah poin persentase (50 basis points) yang lebih besar dari biasanya.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa pemangkasan jumbo ini dimaksudkan untuk menunjukkan komitmen para pembuat kebijakan untuk mempertahankan tingkat pengangguran yang rendah sekarang setelah inflasi mereda.

"Kami membuat awal yang baik dan kuat dan saya sangat senang bahwa kami melakukannya," kata Powell pada konferensi pers setelah The Fed menurunkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin ke kisaran 4,75%-5,00%.


Powell mengatakan bahwa logika baik dari sudut pandang ekonomi maupun dari sudut pandang manajemen risiko sudah jelas. Powell menyebut langkah tersebut sebagai kalibrasi ulang untuk memperhitungkan penurunan tajam inflasi sejak tahun lalu.

Dia mencatat bahwa ekonomi tetap kuat tetapi bank sentral ingin tetap unggul dan mencegah pelemahan di pasar kerja. Tujuan The Fed adalan menghindari pengangguran yang lebih tinggi untuk mencapai target inflasi bank sentral sebesar 2%.

Baca Juga: BI dan The Fed Kompak Memangkas Bunga, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini dari Analis

"Pendaratan lunak sudah dekat, yang akan mengukuhkan warisannya sebagai Ketua Fed," kata Diane Swonk, kepala ekonom di KPMG seperti dikutip Reuters.

Selain menyetujui pemotongan setengah poin persentase pada hari Rabu, para pembuat kebijakan Fed memproyeksikan suku bunga acuan akan turun setengah poin persentase lagi pada akhir tahun ini, satu poin persentase penuh (100 bps) tahun depan, dan setengah poin persentase pada tahun 2026.

Artinya di akhir tahun 2026, suku bunga acuan AS diprediksikan berada di 2,75%-3%. Tetapi mereka memperingatkan bahwa prospek di masa depan tentu tidak pasti.

Langkah pemangkasan bunga menandai perubahan signifikan dalam kebijakan moneter AS dan pengakuan atas meningkatnya rasa nyaman Fed dengan inflasi yang terus menurun ke targetnya. Saat ini tingkat inflasi AS berada di 2,5% pada Agustus 2024, masih sekitar setengah poin persentase di atas target.

Meskipun terjadi hanya sekitar tujuh minggu sebelum pemilihan presiden AS, keputusan kebijakan Fed menimbulkan reaksi yang cukup tenang dari para kandidat presiden.

Baca Juga: Powell: Penarikan Neraca Berlanjut di Tengah Pemangkasan Suku Bunga

Wakil Presiden Kamala Harris, kandidat presiden dari Partai Demokrat, menyebut pemotongan suku bunga sebagai "berita baik" bagi warga Amerika.

"Saya tahu harga masih terlalu tinggi bagi banyak keluarga kelas menengah dan pekerja," katanya dalam sebuah pernyataan.

Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump, yang saat menjadi presiden pertama kali menunjuk Powell untuk memimpin The Fed, mengatakan besarnya pemangkasan tersebut menunjukkan bahwa ekonomi mungkin dalam masalah.

"Memangkas sebanyak itu, dengan asumsi mereka tidak hanya berpolitik, ekonomi akan sangat buruk," kata Trump kepada wartawan.

Powell mengatakan ekonomi tetap kuat dengan banyak indikator pasar kerja seperti klaim pengangguran dan bahkan tingkat pengangguran 4,2% saat ini tidak berada pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Namun, ia mengacu pada isu yang sama yang diangkat oleh para ekonom dan analis terkait inflasi: Bahwa perlu waktu bagi perubahan kebijakan moneter untuk memberikan dampak.

"Ada pemikiran bahwa waktu untuk mendukung pasar tenaga kerja adalah ketika pasar tersebut kuat, dan bukan ketika Anda mulai melihat PHK," kata Powell.

Baca Juga: Ini Alasan The Fed Pangkas Suku Bunga Agresif 50 Basis Poin

Agresif

The Fed telah mempertahankan suku bunga kebijakannya dalam kisaran 5,25%-5,50% sejak Juli 2023. The Fed saat itu mengakhiri kampanye kenaikan suku bunga selama 18 bulan yang dimaksudkan untuk mengendalikan laju inflasi, yang melonjak pada tahun 2022 ke level tertinggi dalam 40 tahun.

Powell menolak untuk menyatakan kemenangan dalam hal itu. Tetapi dia mengatakan inflasi sekarang mendekati target Fed sebesar 2%, dan kondisi tenaga kerja konsisten dengan target lain bank sentral yaitu lapangan kerja maksimum.

Saham AS menguat setelah rilis pernyataan tersebut sebelum berbalik arah dan ditutup lebih rendah. Dolar AS sedikit menguat terhadap sekeranjang mata uang, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS naik.

Pedagang suku bunga berjangka mulai memperkirakan pelonggaran yang lebih besar dari yang diproyeksikan oleh Fed. Suku bunga kebijakan sekarang diperkirakan berada dalam kisaran 4,00%-4,25% pada akhir tahun ini.

Baca Juga: Pernyataan FOMC Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) 18 September 2024

"The Fed mengakhiri jeda dengan sebuah ledakan. Ini adalah sinyal kuat bahwa mereka memangkas 50 basis poin dan mengharapkan pemangkasan 50 basis poin lagi tahun ini. Ini kontroversial," kata Brian Jacobsen, kepala ekonom di Annex Wealth Management.

Inflasi, berdasarkan ukuran yang disukai Fed, saat ini sekitar setengah poin persentase di atas level 2%. Proyeksi ekonomi baru sekarang menunjukkan tingkat kenaikan tahunan dalam indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi turun menjadi 2,3% pada akhir tahun ini dan turun menjadi 2,1% pada akhir tahun 2025.

Tingkat pengangguran diperkirakan berakhir tahun ini pada 4,4% dan bertahan hingga tahun 2025. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan menjadi 2,1% hingga tahun 2024 dan 2% tahun depan, sama seperti pada putaran proyeksi terakhir yang dikeluarkan pada bulan Juni.

Selanjutnya: Penjualan Mobil Bensin Akan Disetop, Harga Mobil Listrik Cloud-EV Diskon Rp 38 Juta

Menarik Dibaca: Promo Amanda Brownies x Danamon, Dapatkan Cashback Rp 30.000!

Editor: Wahyu T.Rahmawati