KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspektasi pemangkasan suku bunga global yang semakin kuat membuat indeks dolar melemah. Diperkirakan kondisi ini akan membuat sejumlah mata uang utama menguat.
Research and Development ICDX, Taufan Dimas Hareva mengatakan pemangkasan suku bunga global biasanya menunjukkan bahwa bank sentral sedang berusaha untuk merangsang pertumbuhan ekonomi atau merespons kondisi ekonomi yang kurang baik.
"Namun jika pemangkasan suku bunga ini sejalan dengan penurunan suku bunga di negara lain atau jika ada ketidakpastian ekonomi global yang mendorong investor untuk mencari aset aman seperti USD, dampaknya bisa beragam," kata Dimas, dalam risetnya, Rabu (11/9).
Dimas menganalisis, untuk mata uang GBP bisa tertekan jika Bank of England (BoE) memangkas suku bunga secara agresif. Apalagi jika pemangkasan suku bunga di Inggris terjadi lebih buruk dibandingkan dengan negara lain maka GBP bisa lebih tertekan.
Baca Juga:
Simak Prospek Mata Uang Utama Saat Sentimen Penurunan Fed Rate Makin Kuat Begitupun EUR yang juga bisa tertekan apabila European Central Bank (ECB) turut memangkas suku bunga. Sementara AUD bisa tertekan jika dampak pemotongan Fed rate mencerminkan penurunan dalam permintaan global atau ketidakstabilan ekonomi, sebab AUD akan tertekan karena ketergantungannya pada ekspor komoditas. Untuk dolar Hong Kong, karena mata uang ini terikat dengan USD melalui sistem peg, jadi pergerakan HKD lebih tergantung pada pergerakan USD. Jika USD melemah, HKD mungkin juga akan tertekan dalam jangka pendek.
Di sisi lain, Dimas merekomendasikan mata uang utama yang akan menguat. Kandidat pertama yang ia pilih adalah Yen Jepang. Meskipun Bank of Japan (BoJ) juga diasumsikan memangkas suku bunga, namun pergerakan JYP biasanya bakal menguat karena sifatnya yang
safe haven. Sehingga selama ketidakstabilan global, investor mungkin akan beralih ke yen sebagai aset aman.
Dimas juga memilih Franc Swiss sebagai mata uang yang akan menguat. Penyebabnya lagi-lagi karena sifatnya sebagai
safe haven.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih