The Fed beli surat utang US$ 45 miliar



WASHINGTON. Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan meningkatkan pembelian surat utang mencapai US$ 45 miliar pada bulan ini. Pembelian surat utang dilakukan untuk mendorong neraca perbankan sebesar US$ 4 triliun.

Survai yang dilakukan Bloomberg terhadap 49 ekonom menunjukkan keyakinan tersebut. Disebutkan, The Fed melalui Federal Open Market Commite (FOMC) akan meningkatkan program pembelian surat utang terutama obligasi hipotek, yang ditargetkan US$ 40 miliar tiap bulannya.

Pembelian obligasi merupakan menjadi operasi pasar terbuka yang dilakukan The Fed untuk meningkatkan uang beredar. Upaya ini dilakukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat pengangguran AS dari level 7,7%. "Ini akan menjadi operasi pasar paling besar tahun ini," kata Joseph LaVorgna, Kepala Ekonom Deutsche Bank Securities Inc.


Pada Oktober 2012, Ben S. Bernanke, Ketua Dewan Gubernur The Fed bilang pihaknya akan melanjutkan rencana pembelian surat utang sampai pasar tenaga kerja membaik. The Fed dan FOMC diperkirakan akan merealisasikan seluruh pembelian sampai kuartal I-2014 senilai US$ 2,86 triliun guna menopang pertumbuhan ekonomi.

"Mereka melihat langkah ini akan menjadi stimulus untuk menopang perekonomian," kata John Silvia, Kepala Ekonom di Wells Fargo & Co. Menurut Silvia, langkah itu akan memperkuat pemulihan industri seperti otomotif dan perumahan di AS.

Survai Bloomberg ini terkait pertemuan Dewan Gubernur The Fed dengan FOMC. Pertemuan selama dua hari itu membahas berakhirnya Operation Twist yang merupakan program menukar surat hutang jangka pendek dengan surat utang jangka panjang. Roberti Perli, Managing Director International Strategy and Invesment Group mengatakan, pembelian surat utang akan mampu menurunkan rate mortgage sehingga meningkatkan daya beli perumahan. "Ini seperti pemotongan pajak untuk meningkatan pembayaran karena pembeli memiliki tambahan penghasilan," ungkapnya.

Pembelian surat utang telah menghidupkan kembali pasar perumahan yang turun 30 tahun terakhir. Pada Oktober 2012 penjualan rumah baru tumbuh 17% dengan imbal hasil mencapai 3%.

Editor: Uji Agung Santosa