The Fed Berpotensi Pangkas 50 Bps Lagi pada November Mendatang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) memulai siklus pemangkasan suku bunga dengan agresif pada bulan September, melalui pengurangan sebesar 50 basis poin. Saat ini, para investor semakin yakin akan pemangkasan lebih lanjut sebesar 50 basis poin lainnya pada November mendatang.

Dalam perkembangan ini, Michael Kushma, Senior Fixed Income Portfolio Manager dari Morgan Stanley Investment Management, memberikan pandangannya pada acara Market Domination.

Dalam pernyataannya, Kushma mengungkapkan bahwa Federal Reserve tetap bergantung pada data ekonomi untuk menentukan kebijakan mereka. Data ekonomi terbaru terus mendukung arah kebijakan bank sentral, dengan inflasi yang mulai melambat dan tingkat pengangguran yang masih sedikit lebih tinggi dari target.


Baca Juga: The Fed Bakal Kembali Pangkas Suku Bunga, Apa Untungnya untuk Indonesia?

Berdasarkan pengamatan ini, Kushma meyakini bahwa Federal Reserve memiliki kebebasan untuk melakukan pemangkasan suku bunga minimal 50 basis poin lagi pada tahun ini, guna membuat kebijakan moneter menjadi kurang restriktif.

Kondisi Ekonomi dan Potensi Pemangkasan Suku Bunga Lebih Lanjut

Pemangkasan suku bunga yang dilakukan oleh Federal Reserve bertujuan untuk meredakan ketatnya kebijakan moneter, yang diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi. Saat inflasi mulai melambat, dan tingkat pengangguran masih sedikit di atas tingkat normal, pemangkasan suku bunga lebih lanjut menjadi hal yang semakin memungkinkan.

Dengan potensi pemangkasan suku bunga lanjutan pada November, pasar keuangan telah memperhitungkan beberapa langkah pemangkasan ini. Hal ini menciptakan ekspektasi bahwa kebijakan suku bunga ke depan mungkin akan terus melonggar.

Namun, penting untuk dicatat bahwa Kushma menyatakan kebijakan ini tetap bergantung pada perkembangan data ekonomi. Jika data mendukung perlambatan inflasi dan stabilitas pasar tenaga kerja, Federal Reserve kemungkinan besar akan mengambil tindakan yang lebih agresif dalam pemangkasan suku bunga.

Baca Juga: The Fed Bakal Kembali Pangkas Suku Bunga, DBS Beberkan Keuntungan untuk Indonesia

Dampak Pemangkasan Suku Bunga Terhadap Obligasi dan Strategi Investasi

Seiring dengan pemangkasan suku bunga yang diantisipasi, Kushma memperingatkan bahwa kenaikan harga obligasi yang signifikan mungkin tidak terjadi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya ekspektasi pemangkasan suku bunga yang telah diperhitungkan dalam pasar saat ini.

Menurutnya, investor sebaiknya tidak berharap keuntungan besar dari obligasi dalam jangka pendek. Bahkan dengan tren pemangkasan suku bunga, pasar obligasi kemungkinan akan tetap berada dalam rentang harga yang stagnan, setidaknya dalam waktu dekat.

Kushma menekankan bahwa imbal hasil obligasi sepuluh tahun akan cenderung terjebak dalam kisaran 3,5% hingga 4%, sementara pasar menunggu apakah ekonomi benar-benar akan melambat hingga memasuki kondisi resesi.

Baca Juga: Likuiditas Valas Perbankan Melonggar, Ini Pendorongnya

Kondisi ini membuat strategi investasi dalam obligasi harus lebih berhati-hati, karena investor tidak bisa mengharapkan lonjakan harga yang besar.

Strategi investasi obligasi yang ideal dalam situasi ini, menurut Kushma, adalah menunggu dan melihat bagaimana perkembangan data ekonomi lebih lanjut. Kestabilan imbal hasil obligasi, meskipun tidak memberikan keuntungan besar, dapat memberikan ketenangan bagi investor yang mencari keamanan dalam portofolio mereka di tengah ketidakpastian ekonomi.

Selanjutnya: Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara Capai 75,88 Juta pada Agustus 2024

Menarik Dibaca: Simak Cara Alokasikan Budget Untuk Libur Akhir Tahun ala Astra Life

Editor: Handoyo .