The Fed bimbang, harga emas mengambang



JAKARTA. Kebimbangan Janet Yellen, Gubernur Federal Reserve (The Fed), untuk menaikkan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS) sempat memberi euforia terhadap harga emas. Namun, prospek logam mulia ini hingga akhir 2015 masih menghadapi sejumlah tantangan.

Mengacu data Bloomberg Jumat (19/6) pukul 17.03 WIB, harga emas kontrak pengiriman bulan Agustus 2015 di Commodity Exchange turun 0,14% dibandingkan hari sebelumnya menjadi US$ 1.200,30 per ons troi.

Meski begitu, harga emas dalam sepekan sudah tumbuh 1,78%. Kondisi berbeda justru terjadi pada harga emas batangan (logam mulia). Situs resmi PT Aneka Tambang Tbk yaitu www.logammulia.com mencatat, harga emas batangan naik Rp 4.000 dalam sehari menjadi Rp 560.000 per gram. Sedangkan dalam sepekan, harga naik Rp 7.000 per gram.


Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menjelaskan, koreksi harga emas merupakan hal yang wajar. Maklum, indeks dollar AS pada Jumat (19/6) pukul 16.10 WIB, naik 0,3% ke 94,326.

Walhasil, penguatan dollar AS berimbas negatif terhadap harga emas. Mata uang euro yang bisa menekan kinerja dollar AS juga masih terhalang krisis utang Yunani yang belum juga menemukan titik terang. Kemarin, European Central Bank (ECB) mengelar pertemuan darurat untuk membahas kondisi likuiditas Yunani.

Para pemimpin Eropa juga akan bertemu pada Senin (22/6) nanti untuk membicarakan nasib utang Yunani. Pelaku pasar masih menanti kabar terbaru terkait masa depan negeri para dewa ini.

Prospek akhir tahun

Penundaan kenaikan suku bunga The Fed juga membuat situasi ketidakpastian di pasar semakin panjang. Alwi Assegaf, analis PT SoeGee Futures mengatakan, di tengah ketidakpastian tersebut sampai akhir tahun harga emas di pasar spot sulit menguat. “Akan terjadi bargain hunting jika harga mendekati level support dan profit taking ketika harga mendekati level resistance,” jelas Alwi.

Sedangkan Deddy memprediksi harga emas spot sampai akhir tahun ini dapat lebih dari US$ 1.300 per ons troi. Penopangnya adalah sentimen kenaikan permintaan emas di paruh kedua tahun ini.

Kebutuhan logam mulia terkerek akibat musim pernikahan di India dan pemberian hadiah pada Hari Natal maupun Tahun Baru mendatang. Apalagi, beberapa waktu lalu, China mengindikasikan ingin menjadi penentu harga emas dengan mata uang yuan, khususnya bagi kawasan Asia.

Jika ambisi tersebut terwujud, maka harga emas berpeluang menguat. "China telah mempromosikan diri jadi price maker emas. Tahun ini bisa saja ada kejutan terhadap pasar emas bagi Asia," ujarnya. Selain itu, kecil kemungkinan suku bunga acuan AS akan terkerek naik tahun ini.

Meski The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga akan terealisasi pada akhir tahun 2015 atau awal tahun 2016 dengan ditunjang data-data perekonomian yang kinclong.

Sedangkan kenaikan harga emas batangan, menurut Deddy, bersumber dari tiga aspek. Pertama, kinerja rupiah yang masih tertekan akibat kekuatan dollar AS. Dengan melemahnya rupiah, harga jual emas batangan yang dinilai dalam dollar AS akan terkerek setelah dikonversi ke rupiah. Kedua, di kala krisis, masyarakat cenderung beralih menyimpan emas sebagai safe haven asset. Ketiga, harga emas spot yang sedang dalam tren naik.

Oleh karena itu, ia optimistis, harga emas batangan bisa mencapai Rp 600.000 di akhir tahun 2015. "Sekarang dan sampai tutup tahun, rekomendasi saya untuk emas batangan bagi para investor buy," imbuh Deddy. Tapi, syaratnya adalah harga emas spot tidak terkoreksi di bawah US$ 1.198.

Sampai akhir tahun nanti, Alwi menyatakan, harga emas batangan tidak akan terdepresiasi dalam meski harga emas spot turun tajam. Penurunannya akan diredam oleh tingginya permintaan emas sebagai aset lindung nilai jika mata uang rupiah terus melemah.

Prediksi Deddy, Senin (22/6), harga emas akan bergerak dalam rentang US$ 1.196-US$ 1.203. Dalam sepekan ke depan, harga emas berkisar US$ 1.195 hingga US$ 1.210 per ons troi. Sedangkan Alwi memprediksi pergerakan harga emas spot akan berada di level support US$ 1.132 dan resistance US$ 1.250 per ons troi.

Sementara, sampai akhir tahun ini, harga akan banyak bermain di US$ 1.160–US$ 1.200. Untuk harga emas batangan, Alwi memprediksi, sampai akhir tahun akan bergulir di level Rp 540.000-Rp 570.000 per gram. Jadi, dia menyarankan, investor menahan diri untuk membeli emas jika tujuan investasinya hanya sampai akhir tahun. Untuk investasi dengan jangka waktu lebih dari setahun, investor bisa mencicil dari sekarang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa