JAKARTA. Penguatan harga aluminium tercederai. Tingginya tekanan dari The Fed mengikis penguatan harga komoditas logam mulia ini. Mengutip Bloomberg, Kamis (5/11) pukul 12.15 WIB harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun tipis 0,26% ke level US$ 1.500 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Namun dalam sepekan terakhir harga sudah melesat 2,04% setelah pada Kamis (29/10) lalu menyentuh level terendahnya sejak Juni 2009 silam di US$ 1.470 per metrik ton.
“Tekanan turun bagi harga aluminium masih cukup besar,” prediksi Ibrahim, Pengamat Komoditas PT SoeGee Futures. Terutama setelah Gubernur The Fed Janet Yellen, Rabu (4/11) malam memberikan testimoni optimismenya akan kenaikan suku bunga The Fed pada Desember 2015 mendatang. Sebabnya, pernyataan hawkish ini juga didukung oleh data ekonomi AS yang positif. Sebut saja neraca perdagangan AS September 2015 yang defisitnya menyusut dari US$ 48,0 miliar menjadi defisit US$ 40,8 miliar. Serta data ISM Non-Manufacturing PMI AS Oktober 2015 naik signifikan dari 56,9 ke level 59,1. “Langkah The Fed dan pernyataan Yellen menjadi fokus perhatian pasar dan menekan komoditas,” ujar Ibrahim. Walaupun memang peluang kenaikan harga aluminium masih terjaga. Langkah yang dilakukan oleh Alcoa. Inc menjadi daya tahan. Sebabnya, di tengah permintaan yang masih disinyalir lesu, pengurangan produksi akan sedikit mengeringkan banjir suplai di pasar global.