SAN FRANSISCO. Pada hari Minggu (4/1) kemarin, sejumlah pejabat Federal Reserve (The Fed) maupun European Central Bank (ECB) berjanji untuk memerangi efek dari deflasi seiring dengan perekonomian global yang menderita lantaran resesi yang berkepanjangan. Dalam beberapa bulan, perhatian bank sentral telah beralih dari upaya untuk memerangi inflasi menjadi upaya untuk menunda kemungkinan deflasi. Yaitu, kondisi di mana harga-harga rontok lantaran konsumen dan pengusaha menunda pembelanjaan karena perekonomian kian terperosok lebih dalam. Baik Janet Yellen, president San Francisco Federal Reserve Bank, maupun Lucas Papademos, vice president ECB, telah menyoroti risiko deflasi ini dalam pertemuan tahunan American Economics Association. "Sangat mungkin bahwa inflasi akan menciut ke level yang tidak kita inginkan," kaya Yellen dalam pertemuan di San Fransisco. Ia menegaskan bahwa The Fed kemungkinan akan menyusun kebijakan moneter yang tidak lagi konvensional. Tahu sendiri, suku bunga acuan di AS sudah terbabat habis ke level 0%. Ia juga mendesak program pengeluaran yang agresif oleh Presiden terpilih Barack Obama. Yellen sepertinya juga berniat untuk melakukan pemotongan prediksi yang belakangan sudah mencuat. Soalnya, perekonomian AS akan mulai pulih di semester kedua tahun 2009. "Badai finansial dan ekonomi yang kita hadapi saat ini mengusung risiko yang sangat serius atas periode stagnasi yang kian panjang. Meski The Fed telah beraksi dengan begitu agresifnya untuk mengembalikan aliran kredit, namun kondisi perekonomian yang lemah akan terus berlangsung," katanya. Sama halnya dengan Papademos. Menurutnya, pengguntingan suku bunga patokan oleh ECB sepertinya tetap dibutuhkan untuk menyokong perekonomian di euro zone. "Kita akan melakukan apa saja yang memang dibutuhkan, baik itu secara waktu maupun ukuran (kebijakan suku bunga) untuk memastikan bahwa kestabilan harga haruslah dipelihara," katanya. Dua bulan yang lalu, ECB telah mengiris suku bunga acuannya sebesar 1,75% menjadi 2,5%. Pasar kini mengharapkan pengguntingan lagi sebesar 0,5% pada pertemuan mereka nanti, 15 Januari 2009.
The Fed dan ECB Mulai Mencermati Deflasi
SAN FRANSISCO. Pada hari Minggu (4/1) kemarin, sejumlah pejabat Federal Reserve (The Fed) maupun European Central Bank (ECB) berjanji untuk memerangi efek dari deflasi seiring dengan perekonomian global yang menderita lantaran resesi yang berkepanjangan. Dalam beberapa bulan, perhatian bank sentral telah beralih dari upaya untuk memerangi inflasi menjadi upaya untuk menunda kemungkinan deflasi. Yaitu, kondisi di mana harga-harga rontok lantaran konsumen dan pengusaha menunda pembelanjaan karena perekonomian kian terperosok lebih dalam. Baik Janet Yellen, president San Francisco Federal Reserve Bank, maupun Lucas Papademos, vice president ECB, telah menyoroti risiko deflasi ini dalam pertemuan tahunan American Economics Association. "Sangat mungkin bahwa inflasi akan menciut ke level yang tidak kita inginkan," kaya Yellen dalam pertemuan di San Fransisco. Ia menegaskan bahwa The Fed kemungkinan akan menyusun kebijakan moneter yang tidak lagi konvensional. Tahu sendiri, suku bunga acuan di AS sudah terbabat habis ke level 0%. Ia juga mendesak program pengeluaran yang agresif oleh Presiden terpilih Barack Obama. Yellen sepertinya juga berniat untuk melakukan pemotongan prediksi yang belakangan sudah mencuat. Soalnya, perekonomian AS akan mulai pulih di semester kedua tahun 2009. "Badai finansial dan ekonomi yang kita hadapi saat ini mengusung risiko yang sangat serius atas periode stagnasi yang kian panjang. Meski The Fed telah beraksi dengan begitu agresifnya untuk mengembalikan aliran kredit, namun kondisi perekonomian yang lemah akan terus berlangsung," katanya. Sama halnya dengan Papademos. Menurutnya, pengguntingan suku bunga patokan oleh ECB sepertinya tetap dibutuhkan untuk menyokong perekonomian di euro zone. "Kita akan melakukan apa saja yang memang dibutuhkan, baik itu secara waktu maupun ukuran (kebijakan suku bunga) untuk memastikan bahwa kestabilan harga haruslah dipelihara," katanya. Dua bulan yang lalu, ECB telah mengiris suku bunga acuannya sebesar 1,75% menjadi 2,5%. Pasar kini mengharapkan pengguntingan lagi sebesar 0,5% pada pertemuan mereka nanti, 15 Januari 2009.