The Fed dovish, harga perak agresif



JAKARTA. Penguatan harga perak dipicu oleh memudarnya spekulasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atawa The Fed.

Mengacu Bloomberg, Selasa (13/9) pukul 13.49 WIB, harga perak kontrak pengiriman Desember 2016 di Commodity Exchange melonjak 1,04% dibandingkan hari sebelumnya ke level US$ 19,19 per ons troi. Namun dalam sepekan, harga perak sudah merosot 4,67%.

Andri Hardianto, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures berujar, faktor utama yang menyokong harga perak bersumber dari pernyataan bernada dovish yang dilontarkan salah satu pejabat The Fed pada Senin (12/9) dini hari waktu Indonesia.


Gubernur Fed Boston Eric Rosengren berpendapat, suku bunga rendah akan meningkatkan kesempatan ekonomi AS untuk overheat. Spekulasi kenaikan suku bunga acuan The Fed pada pertemuan 20 September 2016 - 21 September 2016 pun mengecil.

Amunisi lainnya berasal dari rilis data ekonomi China yang mengkilap. Pada Selasa (13/9), ada data investasi aset tetap China per Agustus 2016 yang tumbuh 8,1% (YoY), lebih baik dari konsensus yang dipatok 8% (YoY).

Lalu data produksi industri China per Agustus 2016 yang naik 6,3% (YoY), mengungguli estimasi yang dibidik 6,1% (YoY) serta pencapaian bulan sebelumnya yang tercatat 6% (YoY).

Kemudian data penjualan ritel China per Agustus 2016 yang terangkat 10,6% (YoY), melampaui konsensus yang diduga 10,3% (YoY) serta posisi bulan sebelumnya yang mencapai 10,2% (YoY).

"Sedikit banyak data China ikut menopang kenaikan harga perak. Tapi tidak sebesar pernyataan dovish dari The Fed," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto