The Fed dovish, investor diyakini akan berburu rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. The Fed sepertinya telah memberikan sinyal dovish karena adanya perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS). Ekonom Indef, Bhima Yudhistira meninai hal tersebut sudah dipresiksi oleh investor, sehingga terjadi sell off di aset berdenominasi dollar AS.

Mengutip Bloomberg rupiah ditutup menguat 0,15% di level Rp 14.239 per dollar AS. Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah terapresiasi 0,47% menjadi Rp 14.242 per dollar AS.

“Perilaku pasar yang berburu aset di emerging market tak terkecuali rupiah,” kata Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (18/3). 


Sikap The Fed mampu menekan indeks dollar AS hari ini terkoreksi lagi. Senin (18/3) pukul 16.56 WIB pergerakkan indeks dollar AS terhadap enam mata uang utama terkoreksi 0,16% ke level 96.44, setelah melemah 0,81% pada pekan lalu di mana menjadi penurunan terbesar sejak akhir Agustus tahun lalu.

Di sisi lain, kondisi zona eropa pun menjadi katalis menopang penguatan rupiah setelah Moody’s Investors Service tidak menurunkan atau downgrade rating utang Italia. Di mana yield utang Italia bertenor sepuluh tahun berhasil turun 2.46%.

Bhima memperkirakan mata uang Garuda akan melanjutkan penguatan pada perdagangan Selasa (19/3) di level Rp 14.200-Rp 14.230 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi