The Fed Kerek Suku Bunga, Saham Emiten Tambang Emas Diproyeksi Berkilau



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Pengetatan kebijakan yang dilakukan otoritas moneter di Amerika Serikat kembali menyentuh harga komoditas emas. 

Di pasar spot, harga emas sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di US$ 2.072,19 per ons troi, Kamis (4/5).

Kenaikan harga emas ini terjadi setelah The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin.


Analis Panin Sekuritas, Felix Darmawan mengatakan, harga emas memang tengah berada di fase bullish, seiring adanya ketidakpastian pasar keuangan global dan kenaikan suku bunga.

Baca Juga: 7 Rahasia Warren Buffett sehingga Bisa Jadi Orang Terkaya Nomor 6 Dunia

"Harga emas juga ditopang kecenderungan untuk berinvestasi logam mulia, baik dari individu maupun pembelian dari bank sentral, yang turut berdampak positif pada harga emas," kata Felix kepada KONTAN, Kamis (4/5).

Jika terus berlanjut, kenaikan harga emas akan menjadi angin segar bagi emiten yang berbisnis emas, baik itu emiten penambang ataupun pedagang emas. 

Felix bahkan meyakini kalau harga emas tahun ini bisa menembus US$ 2.100 per ons troi.

 
ANTM Chart by TradingView

Menurut Felix, pengaruh kenaikan harga emas bakal dirasakan oleh emiten tambang emas berskala besar. 

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 3.000 Jadi Rp 1.074.000 Per Gram, Jumat (5/5)

Misalnya, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Alasannya, kenaikan harga emas di pasar global dapat menopang kenaikan dari rata-rata harga jual alias average selling price (ASP) produk emas mereka.

Felix merekomendasikan beli saham MDKA dengan target harga Rp 5.500 dan menyarankan beli ANTM dan memasang target harga di Rp 2.800.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli