The Fed Masih Hawkish, Intip Prospek Reksadana Pendapatan Tetap dan Pasar Uang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski berhati-hati, The Fed masih memasang sikap hawkish terhadap suku bunga acuan. Bagaimana efeknya terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap dan pasar uang?

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan bahwa jika suku bunga kembali naik, efeknya akan ada sentimen negatif sesaat terhadap kinerja reksadana pendapatan tetap. Sebaliknya, reksadana pasar uang akan diuntungkan.

Untuk reksadana pendapatan tetap, Fajar memaparkan secara historis kenaikan suku bunga acuan berdampak negatif ke kinerja reksadana pendapatan tetap. Namun hal itu justru terjadi saat sebelum suku bunga naik seperti tahun lalu.


"Sebaliknya kinerja pendapatan tetap akan naik ketika ekspektasi suku bunga berpotensi stagnan atau akan menurun, seperti yang terjadi di awal tahun ini sampai sekarang," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (31/8).

Baca Juga: Investasi Taspen di Reksadana dan Saham pada Akhir Tahun 2022, Turun Dua Digit

Namun, untuk jangka menengah panjang efeknya ke pendapatan tetap dinilai tidak akan terlalu negatif. Sebab rilis data ekonomi baru-baru ini seperti tenaga kerja yang mengalami pelemahan, sehingga berpotensi menurunkan inflasi di Amerika Serikat (AS).

Sementara untuk kinerja reksadana pasar uang, justru akan tedongkrak naik jika suku bunga di perbankan mulai naik. Sebaliknya, kinerja akan turun jika suku bunga di perbankan akan turun sehingga hal itu disesuaikan juga dengan kondisi likuiditas perbankan.

Secara keseluruhan, Fajar menilai prospek return untuk kedua produk reksadana tersebut masih positif dan lebih tinggi dari tahun lalu. Tahun ini, return reksadana pendapatan tetap diperkirakan sebesar 5%-6% dibanding tahun lalu di 2%. Sedangkan reksadana pasar pada level 3%-4% dari tahun 2022 sebesar 2,71%.

Oleh sebab itu, ia menyarankan bagi investor yang ingin melakukan alokasi aset, diharapkan tetap mengikuti profil risiko dan time horizon investasi masing-masing. 

"Jika ingin memanfaatkan kondisi pasar yang masih fluktuatif, investor bisa mengalokasikan untuk di kelas aset pasar uang terlebih dahulu, jika kondisi sudah kondusif seperti saat ini maka bisa masuk kembali ke instrumen pendapatan tetap," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi