The Fed Mau Kerek Suku Bunga, Bank di Amerika Serikat Incar Kenaikan NIM



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bisnis perbankan di Amerika Serikat (AS) diproyeksi tumbuh positif baik dari sisi simpanan dan penyaluran kredit pada tahun ini seiring pemulihan ekonomi serta kebijakan Federal Reserve (The Fed) yang siap menaikkan suku bunga.

Langkah The Fed akan mengakhiri era suku bunga rendah yang dihadapi bank selama sebagian besar dekade terakhir demi melalui masa pandemi Covid-19. Selain itu, pendapatan bunga bersih (NIM) perbankan mulai membaik karena sempat turun akibat penurunan suku bunga dan penyaluran kredit.

The Fed pada Rabu (26/1) mengisyaratkan kemungkinan untuk menaikkan suku bunga pada bulan Maret depan. Dana federal berjangka telah memperhitungkan tiga kenaikan suku bunga lagi di akhir tahun.


"Bank yang selama sepuluh tahun terakhir tidak dapat menikmati kurva imbal hasil yang stabil maka akan mendapatkannya," kata Ken Leon, direktur riset di CFRA Research, dikutip dari Reuters, Jumat (28/1). 

Baca Juga: DBS Sepakat Membeli Bisnis Ritel Citi di Taiwan Senilai US$ 706,6 Juta

Menurut Leon, kondisi ini mengacu pada garis yang menunjukkan peningkatan permintaan surat utang pemerintah karena tingkat suku bunga. Kemungkinan kondisi ini akan memberikan pertumbuhan signifikan pada NIM perbankan tahun ini. 

Analis Barclays Jason Goldberg menyebut, pendapatan bunga bersih menyumbang 60% dari pendapatan industri perbankan pada kuartal keempat 2021. Itu adalah proporsi terendah dalam enam tahun dan turun dari 66% pada tiga tahun lalu. 

Goldberg menilai beberapa neraca bank hanya lebih sensitif terhadap suku bunga. Namun ia percaya adanya peningkatan pendapatan bunga bersih dan akan berlanjut hingga 2023.

JPMorgan Chase & Co mengatakan kepada analis bahwa pendapatan bunga bersih di luar pasar sekuritas dapat meningkat menjadi US$ 50 miliar pada tahun 2022. Nilai itu meningkat 12% dari realisasi tahun sebelumnya yakni US$ 44,5 miliar.

Wells Fargo & Co mengatakan pendapatan bunga bersihnya bisa naik 8%. Beberapa bank akan mendapatkan keuntungan lebih besar tapi tergantung pada kemampuan mereka untuk mempertahankan simpanan dengan biaya rendah, lalu disalurkan sebagai kredit dan investasi ke sekuritas dengan imbal hasil yang lebih tinggi. 

Baca Juga: Badan HAM PBB Akhirnya Mendapatkan Izin dari China untuk Mengunjungi Xinjiang

Chief Financial Officer Citigroup Inc Mark Mason tidak akan memberikan proyeksi pertumbuhan NIM sampai Maret depan. Namun, bank mengharapkan dukungan peningkatan NIM dari suku bunga global yang lebih tinggi dan penempatan dana dari kredit dan surat berharga. 

Para eksekutif perbankan menilai perubahan prospek suku bunga akan membuat perkiraan pendapatan bunga bersih menjadi tidak pasti. Namun faktor lain juga mendukung peningkatan.

Bank mengharapkan penyaluran kredit yang lebih besar, terutama bagi pelaku usaha yang kehilangan pemasukan karena gangguan rantai pasok. JPMorgan dan Citigroup juga berharap NIM meningkat dari bisnis kartu kredit yang kembali dikenakan biaya bunga.

Editor: Tendi Mahadi