The Fed memberi sinyal kenaikan suku bunga akan berakhir lebih cepat



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. The Fed memberi isyarat akan mengakhiri kenaikan suku bunga lebih cepat. Sebelumnya, The Fed masih dalam posisi untuk menunda kenaikan suku bunga acuannya. Pada pertemuan pertama The Fed di tahun 2019, bank sentral Amerika Serikat (AS) ini tidak menaikkan suku bunganya, melainkan mempertahankannya pada kisaran 2,25%-2,5%.

Gunernur The Fed Jerome H. Powell mengatakan pertumbuhan ekonomi yang saat ini berjalan solid dan pihaknya memperkirakan pertumbuhan ini terus berlanjut. “Faktor-faktor pendorong untuk menaikkan suku bunga agak melemah,” kata Jerome, Rabu (30/1).

Penyebabnya, The Fed melihat adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di Eropa dan China, inflasi yang lamban, dan adanya kemungkinan penutupan pemerintah federal lainnya.


Sinyal berakhirnya kenaikan suku bunga The Fed disambut investor di seluruh dunia. Kamis (31/1) pagi, pasar utama Asia yakni Jepang dan Hong Kong naik sekitar 1%.

Begitu juga dengan pasar saham Eropa yang dibuka lebih tinggi. Pasar berjangka yang memprediksi kinerja saham juga mengindikasikan pasar saham AS juga akan dibuka lebih tinggi. Malahan, setelah sinyal penyetopan kenaikan suku bunga The Fed diumumkan pada Rabu (30/1), indeks saham S&P 500 ditutup dengan kenaikan 1,55%.

Langkah The Fed dipredikasi akan memberi kabar gembira bagi Presiden AS Donald Trump. Maklum saja, tahun lalu Trump terus bersuara agar The Fed berhenti menaikkan suku bunga acuannya. Alasannya, kenaikan suku bunga The Fed bakal memadamkan ekspansi ekonomi.

Beberapa kubu politik juga mendukung langkah The Fed ini. Pihak-pihak tersebut mengatakan, perlambatan laju inflasi membuat the Fed untuk menahan kenaikan suku bunganya. Dengan begitu, pertumbuhan pekerjaan dan upah dapat terus berlanjut.

Editor: Tendi Mahadi