KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25%-5,50%. Keputusan tersebut pada gilirannya akan berdampak pada suku bunga acuan Bank Indonesia serta bank-bank yang ada di Indonesia, salah satunya PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Executive Vice President (EVP) Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn menyampaikan bahwa BCA akan terus memperhatikan kebijakan suku bunga dari Bank Indonesia dan tetap fokus pada berbagai aspek pokok bisnis yang ada di BCA serta meningkatkan kapasitas transaksi bank. "Pada prinsipnya, BCA berfokus terhadap fundamental bisnis. BCA akan menjajaki berbagai peluang untuk meningkatkan volume kredit, serta peluang-peluang di berbagai lini bisnis lainnya. Selain itu, BCA akan terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perbankan transaksi sebagai penggerak pendanaan utama Bank." Kata Hera kepada KONTAN, Jumat (15/12).
Baca Juga: Sambut Nataru, Bank Siapkan Dana Tunai Lebih Besar Lebih lanjut Hera menjelaskan bahwa suku bunga Bank Indonesia telah mengalami banyak pergerakan dalam 18 bulan terakhir. Untuk suku bunga deposito, BCA telah beberapa kali meningkatkan suku bunga sejak kenaikan suku bunga BI7DRR. Saat ini suku bunga deposito IDR BCA bervariasi di kisaran 2,00%-3,75%, sesuai dengan tenor yang diambil.