KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas indeks saham di Asia sore ini, Kamis (15/12) ditutup turun. Tim riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, turunnya bursa Asia terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) ke level tertinggi dalam 15 tahun. The Fed juga memberi sinyal bahwa tahun depan suku bunga acuan akan terus merangkak naik lebih tinggi dari yang di antisipasi investor. Ketua Federal Reserve Jerome Powell membuka pintu lebar-lebar bagi wacana kenaikan suku bunga 50 bps atau lebih kecil dari 50 bps pada pertemuan kebijakan berikutnya bulan Februari. Ini sekaligus menghempas spekulasi adanya perubahan kebijakan (penurunan suku bunga) tahun depan. Dari Asia, investor mencerna rilis data Neraca Perdagangan Jepang yang memperpanjang defisit menjadi 16 bulan beruntun seiring dengan lonjakan impor pada saat pertumbuhan ekspor ke China melambat. Hal ini memicu kekhawatiran mengenai bagaimana gangguan akibat kebijakan anti Covid-19 di satu negara dapat mempengaruhi negara-negara lain.
The Fed Menaikkan Suku Bunga, Bursa Asia Kompak Turun pada Kamis (15/12)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas indeks saham di Asia sore ini, Kamis (15/12) ditutup turun. Tim riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, turunnya bursa Asia terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) ke level tertinggi dalam 15 tahun. The Fed juga memberi sinyal bahwa tahun depan suku bunga acuan akan terus merangkak naik lebih tinggi dari yang di antisipasi investor. Ketua Federal Reserve Jerome Powell membuka pintu lebar-lebar bagi wacana kenaikan suku bunga 50 bps atau lebih kecil dari 50 bps pada pertemuan kebijakan berikutnya bulan Februari. Ini sekaligus menghempas spekulasi adanya perubahan kebijakan (penurunan suku bunga) tahun depan. Dari Asia, investor mencerna rilis data Neraca Perdagangan Jepang yang memperpanjang defisit menjadi 16 bulan beruntun seiring dengan lonjakan impor pada saat pertumbuhan ekspor ke China melambat. Hal ini memicu kekhawatiran mengenai bagaimana gangguan akibat kebijakan anti Covid-19 di satu negara dapat mempengaruhi negara-negara lain.