The Fed pangkas suku bunga, Sri Mulyani harap inflow meningkat ke Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) alias Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) di tengah prospek perekonomian AS yang diperkirakan makin lemah akibat virus corona.

Pemotongan suku bunga tersebut merupakan langkah darurat dan tidak terencana karena rapat rutin The Fed dijadwalkan pada 17-18 Maret. Angka potongan ini pun terbesar sejak periode krisis finansial pada 2008 lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, langkah bank-bank sentral dunia menurunkan suku bunga merupakan keputusan yang baik dan tepat di tengah tekanan perekonomian akibat wabah corona saat ini. Bank Indonesia pun telah mengambil langkah yang sama sebelumnya yaitu memotong suku bunga acuan sebesar 25 bps ke level 4,75% pada Februari lalu.


“Secara global, tentu baik bahwa sekarang bank-bank sentral di seluruh dunia menurunkan suku bunganya. Bank Indonesia juga sudah melakukan relaksasi. Jadi apa yang ada dalam instrument tools-nya di sisi moneter sudah digunakan untuk mengurangi dampak negatif corona semaksimal mungkin,” tutur Sri Mulyani, Rabu (5/3).

Baca Juga: BI dan OJK berikan relaksasi, Jokowi minta menteri ikut

Selain itu, turunnya suku bunga The Fed juga diyakini menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan domestik. Menurut Sri Mulyani, investor semestinya makin terdorong untuk menempatkan dana pada negara-negara berkembang dengan peluang lebih besar seperti Indonesia.

“Tentu dengan tekanan suku bunga menurun dari luar, maka investor lebih mampu melihat secara lebih realistis opportunity yang ada di negara seperti kita karena Indonesia relatif dalam situasi yang lebih positif,” tandas dia.

Adapun kemarin, Selasa (4/3), Kementerian Keuangan baru saja melaksanakan lelang SUN dengan penawaran yang masuk sebesar Rp 78,4 triliun. Pada lelang sebelumnya, Selasa (18/2), penawaran lelang yang masuk bahkan mencapai Rp 127,12 triliun.

Baca Juga: Mitra Dagang Lemas Gegara Wabah Corona, Ekonomi Kita Lesu Darah

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail sebelumnya mengatakan, pemangkasan suku bunga The Fed yang lebih cepat pada tahun ini menjadi sentimen positif bagi pasar domestik, terutama dalam rangka memperkuat posisi nilai tukar rupiah. Meski Mikail sendiri awalnya memproyeksi penurunan suku bunga The Fed akan dilakukan pada April nanti.

"Kalau data perekonomian AS menunjukkan pelemahan akibat corona ini, ada kemungkinan The Fed mempercepat penurunan suku bunga ke April sehingga jika demikian arus modal bisa kembali ke pasar domestik kita," tandas Mikail.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati