WASHINGTON. Pasar Amerika Serikat (AS) boleh tenang sementara. Ben S Bernanke, Chairman Federal Reserve, mengatakan akan meneruskan stimulus dalam bentuk pembelian aset obligasi senilai US$ 85 miliar setiap bulan. Sebelumnya, pendapat anggota The Fed masih terbagi, lantaran muncul kekhawatiran stimulus tersebut memicu inflasi atau penggelembungan aset (bubble). "Kami tidak melihat pembelian aset akan memicu penggelembungan ekuitas atau properti, dan hasilnya lebih menunjukkan manfaat daripada risiko," kata Bernanke, pada Senate Banking Committee.Menurut Bernanke, program quantitative easing (QE) harus tetap dilakukan karena terlihat memberi manfaat. Perekonomian Amerika Serikat (AS) menunjukkan pemulihan, meski di jalur pertumbuhan moderat.Di sisi lain, Bernanke mendesak parlemen melakukan negosiasi dan mencari kesepakatan dengan pemerintahan mengenai pemotongan anggaran negara atau yang dikenal dengan istilah sequester. Mulai Jumat ini, AS akan melakukan pemotongan anggaran otomatis sebesar US$ 85 miliar, jika parlemen masih berselisih angka dengan Presiden Obama. Sentimen ItaliaPernyataan Bernanke yang dilontarkan Selasa waktu setempat, memberi tenaga bagi bursa di Asia dan pembukaan di Eropa. Analis dan ekonom yakin setidaknya The Fed akan melakukan pembelian aset hingga semester II tahun ini.Indeks Hang Seng kemarin naik 0,3%, bangkit dari kondisi terlemah dalam dua bulan terakhir di hari sebelumnya. Indeks Inggris, FTSE 100 menguat 0,1%, bersamaan dengan DAX Jerman yang naik 0,4% dan indeks CAC Prancis yang sempat naik 0,3% di sesi awal pembukaan. Namun, analis melihat, penguatan di bursa Eropa masih tertahan. "Kepercayaan pasar tertahan karena ketidakpastian yang meliputi pemilu Italia, dan mendungnya sequester di AS," kata Jonathan Sudaria, analis Capital Spreads.Pemilu Italia yang digelar Minggu dan Senin kemarin tidak memberikan nama pemenang dari keempat kandidatnya, sehingga memicu kevakuman politik. Imbal hasil obligasi Italia yang dijual kemarin sebesar € 6,5 miliar (US$ 8,51 miliar) juga naik. Pasar melihat, risiko utang Italia naik dipicu ketidakpastian politik. Roma menjual surat utang bertenor 10 tahun sebesar € 4 miliar dengan yield 4,83%, naik dibandingkan penjualan terakhir yang digelar 30 Januari, sebesar 4,17%. Italia juga menjual € 2,5 miliar surat utang berjangka 5 tahun, dengan imbal hasil 3,59%, naik dari sebelumnya sekitar 2,94%.
The Fed pertahankan pembelian aset
WASHINGTON. Pasar Amerika Serikat (AS) boleh tenang sementara. Ben S Bernanke, Chairman Federal Reserve, mengatakan akan meneruskan stimulus dalam bentuk pembelian aset obligasi senilai US$ 85 miliar setiap bulan. Sebelumnya, pendapat anggota The Fed masih terbagi, lantaran muncul kekhawatiran stimulus tersebut memicu inflasi atau penggelembungan aset (bubble). "Kami tidak melihat pembelian aset akan memicu penggelembungan ekuitas atau properti, dan hasilnya lebih menunjukkan manfaat daripada risiko," kata Bernanke, pada Senate Banking Committee.Menurut Bernanke, program quantitative easing (QE) harus tetap dilakukan karena terlihat memberi manfaat. Perekonomian Amerika Serikat (AS) menunjukkan pemulihan, meski di jalur pertumbuhan moderat.Di sisi lain, Bernanke mendesak parlemen melakukan negosiasi dan mencari kesepakatan dengan pemerintahan mengenai pemotongan anggaran negara atau yang dikenal dengan istilah sequester. Mulai Jumat ini, AS akan melakukan pemotongan anggaran otomatis sebesar US$ 85 miliar, jika parlemen masih berselisih angka dengan Presiden Obama. Sentimen ItaliaPernyataan Bernanke yang dilontarkan Selasa waktu setempat, memberi tenaga bagi bursa di Asia dan pembukaan di Eropa. Analis dan ekonom yakin setidaknya The Fed akan melakukan pembelian aset hingga semester II tahun ini.Indeks Hang Seng kemarin naik 0,3%, bangkit dari kondisi terlemah dalam dua bulan terakhir di hari sebelumnya. Indeks Inggris, FTSE 100 menguat 0,1%, bersamaan dengan DAX Jerman yang naik 0,4% dan indeks CAC Prancis yang sempat naik 0,3% di sesi awal pembukaan. Namun, analis melihat, penguatan di bursa Eropa masih tertahan. "Kepercayaan pasar tertahan karena ketidakpastian yang meliputi pemilu Italia, dan mendungnya sequester di AS," kata Jonathan Sudaria, analis Capital Spreads.Pemilu Italia yang digelar Minggu dan Senin kemarin tidak memberikan nama pemenang dari keempat kandidatnya, sehingga memicu kevakuman politik. Imbal hasil obligasi Italia yang dijual kemarin sebesar € 6,5 miliar (US$ 8,51 miliar) juga naik. Pasar melihat, risiko utang Italia naik dipicu ketidakpastian politik. Roma menjual surat utang bertenor 10 tahun sebesar € 4 miliar dengan yield 4,83%, naik dibandingkan penjualan terakhir yang digelar 30 Januari, sebesar 4,17%. Italia juga menjual € 2,5 miliar surat utang berjangka 5 tahun, dengan imbal hasil 3,59%, naik dari sebelumnya sekitar 2,94%.