The Fed Pertahankan Suku Bunga Rendah



WASHINGTON. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atawa The Federal Reserve (The Fed) kembali mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 0%-0,25%. Tapi, The Fed berjanji bakal menarik stimulus pasar perumahan AS, di bulan ini.

Keputusan ini diambil dalam rapat Federal Open Market Comittee (FOMC), Selasa (16/3) waktu setempat lewat voting 9:1. Gubernur Bank Sentral Kansas Thomas Hoenig menjadi satu-satunya anggota FOMC yang menolak. "Mempertahankan suku bunga rendah untuk periode yang lebih lama lagi berisiko bagi ekonomi AS," tegas Hoenig.

Sekadar catatan, The Fed telah mempertahankan level bunga acuan di kisaran mendekati 0% ini sejak Desember tahun 2008.


Gubernur The Fed Ben S. Bernanke bilang, kebijakan ini diambil dengan harapan bisa terus menstimulasi pemulihan ekonomi AS. "Meski pemulihan ekonomi AS masih berjalan. Tapi, masih dibayangi tingginya pengangguran dan belum bergairahnya pasar properti," ujar Bernanke.

Pelaku pasar bertaruh, The Fed baru akan menaikkan bunga acuan paling cepat 12 bulan ke depan. Bernanke mengungkapkan bank sentral bakal mempertahankan kebijakan suku bunga rendah sampai ekonomi AS benar-benar bangkit dari krisis terburuk sejak 1930-an.

Tarik stimulus

"Pemulihan ekonomi ada di jalur tepat untuk kembali normal," ungkap Diane Swonk, Kepala Ekonom Mesirow Financial, kemarin. Itu terlihat dari mulai beraninya pelaku bisnis melakukan ekspansi.

Cuma, kondisi pasar perumahan dan prospek pemulihan ekonomi yang lebih luas dinilai masih suram. Laporan awal dari Departemen Perdagangan menunjukkan, harga properti di Januari anjlok 5,9% akibat badai salju yang parah. Survei Bloomberg terhadap beberapa ekonom memprediksi ekonomi AS di kuartal I tahun ini hanya akan tumbuh 2,8%. Angka ini turun dari pencapaian di kuartal IV 2009 yang sebesar 5,9%.

Meski begitu, The Fed tetap akan menyelesaikan program pembelian surat utang perumahan, akhir Maret ini. Sekadar informasi, The Fed mengeluarkan program untuk membeli surat utang berbasis aset properti senilai US$ 1,25 triliun. Termasuk, surat utang perusahaan properti senilai US$ 175 miliar. Tujuannya, mengangkat pasar properti yang terpuruk karena krisis.

Sementara pasar tenaga kerja AS masih terlihat stabil. Rata-rata penurunan pembayaran gaji November 2009-Februari 2010 mencapai 27.000 slip gaji per bulan. Turun dari rata-rata Juli-Oktober 2009 yang mencapai 252.000 slip gaji per bulan.

Tapi, tingkat pengangguran Negeri Uwak Sam belum mampu turun signifikan. Di Februari lalu, tingkat pengangguran masih di kisaran 9,7%, alias tak mengalami perubahan.

Editor: Johana K.