KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) menahan suku bunga acuan di level 5,25%-5,50% pada akhir tahun ini dan mengisyaratkan akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali pada 2024. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mencermati potensi yang akan terjadi dari tindakan The Fed dalam memangkas suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun mendatang. Pada dasarnya, tingkat suku bunga acuan di tahun 2023 masih masuk dalam kategori cukup baik dan masih mampu mendorong pertumbuhan daya beli.
Baca Juga: Strategi Astra International (ASII) Pertahankan Kinerjanya pada 2024 Namun keputusan The Fed terhadap suku bunga acuan akan memengaruhi suku bunga acuan yang akan dikeluarkan Bank Indonesia di tahun 2024, sehingga berpotensi akan mendorong potensi daya beli yang semakin bertambah besar lagi, konsumsi juga semakin besar, diikuti dengan penyaluran kredit yang akan tumbuh lebih baik dari tahun ini. "Apabila The Fed menurunkan tingkat suku bunga itu artinya mampu mendorong tingkat suku bunga Bank Indonesia untuk turun juga. Nah kalAU turun, berarti ada kemungkinan penyaluran kredit di tahun 2024 akan semakin bertambah besar," kata Nico kepada KONTAN, Minggu (17/12). Dari sisi saham perbankan, tindakan tersebut dapat mendorong pertumbuhan saham bank dan tentu berimbas ke harga sahamnya.
Baca Juga: Saham BUMN Karya Sempat Menghijau, Ini Sentimen Pendorongnya Untuk saham pilihan 2024, Nico merekomendasikan saham PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) dengan target harga Rp 10.300 per saham, PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) dengan target harga Rp 6.800 per saham, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) dengan target harga Rp 6.350 per saham, PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI) dengan target harga Rp 5.75 per saham.
BBCA Chart by TradingView Nico mengatakan bahwa semua saham yang mengalami kenaikan dari harga saat ini akan ada potensi valuasi di masa yang akan datang, dan untuk layak atau tidaknya semua akan kembali kepada fundamental masing masing perusahaan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli