KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) menahan suku bunga acuan di level 5,25% - 5,50% pada akhir tahun ini dan mengisyaratkan akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali pada 2024. Keputusan tersebut tentu akan berdampak pada kinerja bisnis perbankan pada tahun depan, misalnya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah Ayu Retno Kumalasari mengatakan pihaknya berharap nantinya kebijakan menahan suku bunga tersebut diikuti oleh penurunan BI7DRR, sehingga berdampak positif bagi pertumbuhan bisnis, termasuk perbankan.
Baca Juga: BRI Finance Targetkan Batas Minimum Modal yang Ditentukan OJK Hingga 9% Namun secara kondisi neraca keuangan, Vivi mengatakan BRI kini memiliki liabilitas yang sensitive, artinya setiap kenaikan benchmark rate (suku bunga acuan) akan berdampak negatif pada margin BRI, begitu juga sebaliknya. "Secara posture balance sheet, BRI ini Liability Sensitive, artinya setiap kenaikan benchmark rate, berpengaruh negatif terhadap margin BRI, vice versa," kata Vivi kepada KONTAN, Jumat (15/12).