NEW YORK. Menutup pekan ini, bursa Amerika Serikat (AS) merah lantaran beberapa pejabat bank sentral, Federal Reserve mengindikasikan tetap adanya pengurangan stimulus. Indeks Standard & Poor's 500 turun 0,2% pada pukul 4 sore Jumat (21/2) waktu setempat ke posisi 1.8326,25 di New York. Padahal, sehari sebelumnya indeks ini sempat menguat 0,4%. Sedangkan Dow Jones Industrial Average merosot 29,93 poin atau 0,2% ke posisi 16.103,30. Sebanyak 6,5 miliar saham berpindah tangan dalam perdagangan kemarin. Bursa saham mulai kehilangan tenaga setelah Richard Fisher, Presiden Fed Dallas mengungkapkan keraguannya, bahwa kelanjutan stimulus bakal setokcer sebelumnya. "Ini alasannya, saya sangat mendukung upaya penarikan pembelian aset jumlah besar ini," kata Fisher, dikutip Bloomberg. Setiap bulannya, The Fed membeli obligasi US$ 65 miliar untuk mengalirkan uang ke pasar. Presiden The Fed untuk kawasan St. Louis juga menekankan, bank sentral di jalur yang benar dalam upaya rasionalisasi dana stimulus. Dia bilang, pelemahan data ekonomi AS di awal tahun ini, lebih banyak disebabkan cuaca buruk.Keduanya memperkuat pernyataan Chair Fed, Janet Yellen pekan lalu, bahwa perekonomian Amerika sudah cukup menguat menahan pengurangan stimulus moneter. Namun, bank sentral memungkinkan pelambatan pengurangan stimulus jika terjadi perubahan arah ekonomi. The Fed memangkas pembelian obligasi US$ 20 miliar per bulan sejak Desember.Inilah yang dikhawatirkan pasar. "Kami khawatir The Fed memulai pengurangan stimulus terlalu cepat," kata Eric Teal, Chief Investment Officer di First Citizens BancShares Inc di Raleigh, Carolina Utara. Menurut dia, bank sental seharusnya meyakinkan pasar, pengurangan stimulus tak ikut menarik pemulihan ekonomi yang sudah berjalan.Salah satu data AS yang masih membuat khawatir pasar adalah penurunan angka penjualan rumah bekas di AS ke level terendah selama setahun terakhir. Ini menunjukkan perekonomian AS terimbas cuaca dingin ekstrem, kekurangan pasokan, pengetatan kredit, dan penurunan daya beli. Di sisi lain, musim laporan keuangan di AS tak begitu mengecewakan. Sebanyak 74% dari 433 emiten yang terdaftar di Indeks S&P mencatat pertumbuhan laba di atas rata-rata prediksi pasar, yaitu 8,6% untuk periode kuartal IV-2013.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
The Fed yakin kurangi stimulus, bursa AS merah
NEW YORK. Menutup pekan ini, bursa Amerika Serikat (AS) merah lantaran beberapa pejabat bank sentral, Federal Reserve mengindikasikan tetap adanya pengurangan stimulus. Indeks Standard & Poor's 500 turun 0,2% pada pukul 4 sore Jumat (21/2) waktu setempat ke posisi 1.8326,25 di New York. Padahal, sehari sebelumnya indeks ini sempat menguat 0,4%. Sedangkan Dow Jones Industrial Average merosot 29,93 poin atau 0,2% ke posisi 16.103,30. Sebanyak 6,5 miliar saham berpindah tangan dalam perdagangan kemarin. Bursa saham mulai kehilangan tenaga setelah Richard Fisher, Presiden Fed Dallas mengungkapkan keraguannya, bahwa kelanjutan stimulus bakal setokcer sebelumnya. "Ini alasannya, saya sangat mendukung upaya penarikan pembelian aset jumlah besar ini," kata Fisher, dikutip Bloomberg. Setiap bulannya, The Fed membeli obligasi US$ 65 miliar untuk mengalirkan uang ke pasar. Presiden The Fed untuk kawasan St. Louis juga menekankan, bank sentral di jalur yang benar dalam upaya rasionalisasi dana stimulus. Dia bilang, pelemahan data ekonomi AS di awal tahun ini, lebih banyak disebabkan cuaca buruk.Keduanya memperkuat pernyataan Chair Fed, Janet Yellen pekan lalu, bahwa perekonomian Amerika sudah cukup menguat menahan pengurangan stimulus moneter. Namun, bank sentral memungkinkan pelambatan pengurangan stimulus jika terjadi perubahan arah ekonomi. The Fed memangkas pembelian obligasi US$ 20 miliar per bulan sejak Desember.Inilah yang dikhawatirkan pasar. "Kami khawatir The Fed memulai pengurangan stimulus terlalu cepat," kata Eric Teal, Chief Investment Officer di First Citizens BancShares Inc di Raleigh, Carolina Utara. Menurut dia, bank sental seharusnya meyakinkan pasar, pengurangan stimulus tak ikut menarik pemulihan ekonomi yang sudah berjalan.Salah satu data AS yang masih membuat khawatir pasar adalah penurunan angka penjualan rumah bekas di AS ke level terendah selama setahun terakhir. Ini menunjukkan perekonomian AS terimbas cuaca dingin ekstrem, kekurangan pasokan, pengetatan kredit, dan penurunan daya beli. Di sisi lain, musim laporan keuangan di AS tak begitu mengecewakan. Sebanyak 74% dari 433 emiten yang terdaftar di Indeks S&P mencatat pertumbuhan laba di atas rata-rata prediksi pasar, yaitu 8,6% untuk periode kuartal IV-2013.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News