The Greenback menukik di hadapan yen



JAKARTA. Koreksi yang dialami USD menyeret mata uang Negeri Paman Sam ini terkoreksi di hadapan yen. Meski tren pasangan belum berubah, tapi USD/JPY masih terus merunduk untuk jangka pendek.

Mengutip Bloomberg, Rabu (3/2) pukul 17.05 WIB pasangan USD/JPY merunduk 0,28% di level 119,63 dibanding hari sebelumnya.

Alwy Assegaf, Analis SoeGee Futures menuturkan koreksi USD jadi penyebabnya. Sajian data ekonomi Amerika Serikat yang tidak prima beberapa waktu terakhir jadi penyebab kempisnya harapan kenaikan suku bunga The Fed. Hal ini menjegal langkah the greenback.


Belum lagi, diduga indikator ADP non farm payroll dan ISM non manufacturing PMI AS Januari 2016 keduanya masih akan koreksi. Nanti malam diduga ADP non farm payroll akan turun dari 257 ribu menjadi 193 ribu dan ISM non manufacturing PMI terkikis dari 55,3 ke 55,1. “Selain itu masih ada risk aversion yang terjadi di pasar global,” kata Alwy.

Belum pulihnya kekhawatiran pelaku pasar akan gejolak ekonomi global jadi pendorong bagi yen untuk unggul. Kebutuhan akan safe haven ini sebenarnya tidak hanya terjadi pada yen tapi juga the greenback, tapi dengan fokus pasar akan potensi terganjalnya kenaikan suku bunga The Fed, USD pun tidak mampu terangkat.

Walaupun secara moneter memang arah The Fed jauh berbeda dari Bank of Japan. Setelah akhir pekan lalu BOJ memutuskan untuk menerapkan suku bunga negatif, The Fed masih punya kans pertahankan kenaikan suku bunga 4x di tahun 2016 ini walaupun mungkin tidak dalam laju yang diharapkan.

“Bahkan Haruhiko Kuroda, Gubernur BOJ mengisyaratkan siap menggelontorkan stimulus tambahan dan memangkas suku bunga lagi di masa datang demi kestabilan ekonomi Jepang.” papar Alwy. Jelas ini berimbas negatif bagi yen.

Tidak hanya itu indikator ekonomi Jepang yakni consumer confidence Januari 2016 pun ikut menukik dari 42,7 ke level 42,5. “Tapi tekanan pada USD lebih besar maka USD/JPY koreksi,” kata Alwy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto