The greenback tertekan



JAKARTA. Janji Federal Reserves mengucurkan quantitative easing tahap ketiga (QE 3) melemahkan dollar AS. Dana US$ 40 miliar yang akan dikucurkan otoritas moneter di Amerika Serikat, setiap bulannya, akan memicu inflasi di Negeri Paman Sam.

JPMorgan Chase & Co memprediksi, dollar AS bersiap untuk jatuh lebih dalam terhadap valuta utama dunia. Pasangan EUR/USD, Jumat (21/9), senilai 1,2980 atau menguat 0,09% dibanding posisi di hari sebelumnya. Sedang pasangan USD/JPY melemah 0,08% menjadi 78,17.

Pelemahan the greenback juga tercermin dari dollar index yang tergerus 0,10% menjadi 79,328 dibanding posisi di hari sebelumnya. Sepanjang tahun ini, dollar AS telah terkoreksi sekitar 3% terhadap mata uang dari sembilan negara berkembang.


Analis Zulfirman Basir, Analis Monex Investindo Futures, mengatakan, euro akan menguat terhadap dollar AS, karena Spanyol diprediksi akan mengumumkan kesepakatan bailout, pekan ini.

Analis Divisi Treasury BNI, Klara Pramesti, menuturkan, rilis data manufaktur di AS masih mengindikasikan adanya kontraksi ekonomi. Di sisi lain, tingkat pengangguran di AS masih relatif tinggi. Itu akan menekan dollar AS.

Meski begitu, menurut Klara, data-data ekonomi yang menunjukkan kuatnya sinyal kontraksi ekonomi global, membuat investor akan kembali berpaling ke aset aman, yaitu dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini