Wajah Thomas Budi Santoso sumringah. Akhirnya, terbit juga buku antologi puisi Akulah Musi yang lama ia tunggu. Di buku kumpulan puisi hasil pertemuan Penyair Nusantara V di Palembang pertengahan tahun lalu itu, Direktur Operasional PT Djarum ini menyumbangkan puisi bersama 142 penyair lain. Buku ini bukanlah buku pertama. “Ini adalah buku kumpulan puisi saya yang kelima,” ujar pria kelahiran Pati, 19 November 1944 ini. Bagi Thomas, menulis puisi sudah menjadi kegemaran sejak tahun 1960. Menurut anak keempat dari enam bersaudara ini, menulis puisi cukup ampuh menghilangkan penat setelah bekerja seminggu penuh. Selain itu, Thomas juga bebas menuangkan pemikiran dan berbagi rasa lewat untaian kata-kata. Bila sedang penuh inspirasi, ia mengaku bisa sangat produktif. “Saat di dalam pesawat misalnya, kalau inspirasinya sedang mengalir, saya bisa membuat tiga puisi dalam semalam,” ujarnya.
Thomas Budi Santoso: Menulis tiga puisi dalam semalam
Wajah Thomas Budi Santoso sumringah. Akhirnya, terbit juga buku antologi puisi Akulah Musi yang lama ia tunggu. Di buku kumpulan puisi hasil pertemuan Penyair Nusantara V di Palembang pertengahan tahun lalu itu, Direktur Operasional PT Djarum ini menyumbangkan puisi bersama 142 penyair lain. Buku ini bukanlah buku pertama. “Ini adalah buku kumpulan puisi saya yang kelima,” ujar pria kelahiran Pati, 19 November 1944 ini. Bagi Thomas, menulis puisi sudah menjadi kegemaran sejak tahun 1960. Menurut anak keempat dari enam bersaudara ini, menulis puisi cukup ampuh menghilangkan penat setelah bekerja seminggu penuh. Selain itu, Thomas juga bebas menuangkan pemikiran dan berbagi rasa lewat untaian kata-kata. Bila sedang penuh inspirasi, ia mengaku bisa sangat produktif. “Saat di dalam pesawat misalnya, kalau inspirasinya sedang mengalir, saya bisa membuat tiga puisi dalam semalam,” ujarnya.