ThorCon bangun pembangkit tenaga thorium 500 MW dengan investasi Rp 17 triliun



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. ThorCon International Pte, Ltd. bakal mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan bahan bakar thorium. PLTN ini akan memiliki kapasitas total 500 Megawatt (MW). Dalam acara Desiminasi Hasil Kajian Pengembangan PLTN di Indonesia yang digelar Selasa (17/9), Kepala Perwakilan Indonesia Thorcon International Bob S. Effendi bilang, untuk membangun PLTN itu mereka harus merogoh kocek sebesar US$ 1,2 miliar atau setara Rp 17 triliun.

Baca Juga: Akhirnya, pemerintah izinkan pembangkit tenaga thorium dibangun Lebih lanjut Bob menyatakan pihaknya meminta adanya kepastian hukum terhadap program pengembangan PLTN maupun kepastian investasinya. Ia khawatir apabila tak ada payung hukum yang pasti bakal menghambat pengembangan tersebut. Ia menilai pengembangan PLTN tak dapat berjalan tanpa adanya payung hukum yang pasti dari pemerintah sebagai jaminan investasi. Bob melanjutkan regulasi yang dimaksud bisa berupa Peraturan Presiden (Perpres) beserta turunannya mengingat investasi pembangunan PLTN yang tidak sedikit. “Perlu adanya Perpres yang khusus terkait proyek ini, kami butuh payung hukum yang melindungi program ini secara keseluruhan,” ungkapnya, Selasa (17/9). Sebagai informasi, PLTN yang bakal dibangun perusahaan dengan berkapasitas 500 MW ini ditargetkan bisa beroperasi secara komersil atau comercial operation date (COD) pada 2027 nanti.

Baca Juga: ESDM Jadwalkan Kajian PLTN Rampung Akhir September 2019 Dalam tahap awal ThorCon akan membangun fasilitas test bed platform dengan biaya sekitar US$ 70 juta. Ia menjelaskan pembangunan fasilitas ini digunakan salah satunya untuk menguji sistem keselamatan. "Rp 1 triliun di awal itu untuk semua kegiatan, mulai dari kajian, pembangunan fasilitas dan lain-lain," tambahnya. Apabila melihat hasil kajian, teknologi nuklir thorcon TMSR500 memiliki tingkat keselamatan tinggi. Melalui studi peta jalan PLTT tipe TSMR500 menyimpulkan apabila proses perizinan dilakukan secara efektif dan efisien oleh lembaga pemerintah yang berwenang, maka proyek pembangunan PLTT tipe TMSR500 ini dapat selesai dalam kurun waktu 7 tahun.


Baca Juga: Kementerian ESDM targetkan kajian pengembangan PLTN rampung akhir September "Jika dengan asumsi peta jalan tersebut tahun 2020 sebagai tahun pertama, maka ada dua tahap demoplant PLTT TMSR500. Tahap I dengan kapasitas 500 MW dapat beroperasi secara komersial pada tahun 2027, dan setelah 2 tahun kemudian memasuki tahap II dengan kapasitas 3 GW," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini