JAKARTA. Pemanfaatan teknologi informasi dalam industri asuransi diyakini mampu memangkas biaya operasional 10% hingga 20%. Sebab dengan teknologi informasi, bisa menyederhanakan pekerjaan, memberikan nilai tambah dan mengurangi biaya transaksi dan proses penerbitan polis. Ketua Dewan Asuransi Indonesia sekaligus Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Hendrisman Rahim mengatakan, pemanfaatan TI dalam bisnis bank, pariwisata, transportasi bukan hal baru. Bahkan, bersifat mutlak. Tren ini juga menular ke bisnis asuransi, jiwa maupun kerugian. TI merupakan salah satu perangkat infrastruktur yang tidak dapat dihindari keberadaannya di era dunia digital saat ini. Sistem ini memperbaiki efisiensi dan efektivitas. Misalnya, dalam penerapan sistem pengambilan keputusan dan membangun data warehouse untuk business inteligence, serta mengembangkan e-commerce.
Saat ini, seluruh perusahaan asuransi jiwa sudah memanfaatkan TI dalam bisnis mereka, terutama untuk sistem penyimpanan basis data dan pengolahan data. "Peran TI ini menekan biaya komisi, premi juga bisa lebih murah dan 10% - 20% bisa menekan biaya operasional bisnis asuransi," ujarnya, Selasa (17/3). Berdasarkan data AAJI, sebanyak 90% dari total pelaku usaha asuransi jiwa di Tanah Air sudah memiliki website. Lima situs teratas yang tercatat laris manis dikunjungi pengguna internet (web traffic terpadat) adalah Prudential Indonesia, Commonwealth Life, Allianz Indonesia, dan Great Eastern, serta Manulife.