Tiang pancang senyap ramaikan bisnis WTON



JAKARTA. PT Wika Beton Tbk (WTON) tengah menanti proses perizinan pengoperasian pabrik beton berkapasitas 300.000 ton per tahun yang berlokasi di Subang, Jawa Barat. Anak usaha PT Wijaya Karya Tbk  ini berharap pabrik tersebut bisa menyokong beberapa proyek konstruksi yang tengah mereka garap. 

Menurut Puji Haryadi, Sekretaris Perusahaan Wika Beton, pihaknya menargetkan pabrik anyar ini bisa beroperasi di November 2016. "Pabrik ini untuk melayani produk pra cetak untuk proyek jembatan layang (flyover) Semanggi dan proyek MRT (mass rapid transit)," ujarnya kepada KONTAN, (5/9).

Selain pembangunan pabrik permanen baru, Wika Beton juga akan membangun pabrik mobile alias nomaden di Sulawesi. Keberadaan pabrik ini adalah supaya bisa dekat dengan proyek yang Wika Beton garap. Sayang, Puji masih belum bersedia memerinci ekspansi bisnis ini.


Bisa garap enam proyek 

Yang jelas, keberadaan pabrik anyar ini terbilang penting bagi ekspansi bisnis Wika Beton. Soalnya, WTON kerap memakai teknologi pra cetak anyar di sejumlah proyek.

Misalnya di proyek simpang susun Semanggi, Wika Beton bakal menggunakan produk precast concrete wall (PC Wall), salah satu produk grider yang diklaim dibuat dengan teknologi tinggi. Nah, produk ini WTON bikin di pabrik anyar tersebut.

Puji bilang, pihaknya memang kerap memakai produk pra cetak yang terbaru dalam menggarap proyek konstruksi. Langkah ini untuk memuluskan jalan bagi perusahaan ini dalam memenangkan tender proyek.

Ia memberi contoh untuk teknologi pemasangan tiang pancang menggunakan inner borring yang memiliki keunggulan tidak berisik dan diklaim bisa lebih hemat ketimbang teknologi tiang pancang yang biasa. Menurut Puji, teknologi ini mulai mendapat respon positif dari mitra kerja Wika Beton.

Bila tahun lalu, Wika Beton baru mendapat satu proyek yang menggunakan teknologi inner borring, kini sudah ada empat proyek. Yakni proyek tiang pancang pembangunan Rumah Sakit St Carolus di Jakarta, pemancangan proyek hotel di Padang, pemancangan penurapan salah satu muara sungai, dan pemancangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang. 

Wika Beton sendiri menargetkan bisa menggarap sekitar enam proyek konstruksi yang menggunakan teknologi inner borring. Berarti pihaknya masih berharap masih menggaet dua proyek lainnya.

Untuk sementara, Puji tidak merinci nama proyek yang tersisa. Ia hanya memastikan bahwa pihaknya untuk saat ini memang tengah menanti kontrak baru dari beberapa proyek. "Saat ini masih ada beberapa proyek yang bakal diteken," katanya tanpa merinci apa saja.

Melihat rencana ini, manajemen Wika Beton masih optimistis bisa meraup kontrak anyar hingga Rp 4,3 triliun sampai akhir tahun ini. Adapun sampai semester I-2016 terkumpul Rp 2,2 triliun.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini