Tiap tahun, PLN butuh dana valas US$ 7,5 miliar



KONTAN.CO.ID - PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN)  melakukan penandatanganan lindung nilai atau hedging dengan instrumen call spread senilai US$ 30 juta dengan tiga bank BUMN pada Senin (21/8) di Gedung Bank Indonesia. Ketiga bank tersebut adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Mandiri Persero Tbk.

Menurut Kepala Divisi Treasury PLN Iskandar, penggunaan hedging kali ini untuk menutupi utang tahun ini yang jatuh tempo. 

"Tahun kemarin untuk utang US$ 800 juta, untuk sekarang kami jaga-jaga dengan hedging ini," ujar Iskandar.


Terkait besaran utangnya, Iskandar tak banyak berkomentar. Namun, ia mengakui, pihanya membutuhkan valas per tahun mencapai hampir US$ 7,5 miliar.

"Dana ini untuk investasi dan operasional. Kami menganggap hedging mampu memitigasi risiko yang dihadapi PLN ketika volatilitas tak stabil, selain kami memang diwajibkan hedging 25% dari net exposure," tutur Iskandar.

Berdasarkan penjelasan Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, hedging call spread merupakan fasilitas lindung nilai untuk mencegah kerugian perusahaan peminjam utang valas dari volatilitas nilai tukar.

Instrumen ini pun memungkinkan adanya dua transaksi, yakni ketika perusahaan BUMN membeli, dalam jangka waktu tertentu pun bisa dijual lagi. Ke depan, Perry mengatakan, selain hedging untuk nilai tukar, akan ada produk lindung nilai untuk suku bunga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia