KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya listrik yang kerap kali membengkak bisa membuat masyarakat mengeluh. Padahal segala daya upaya sudah dilakukan untuk berhemat semisal memakai peralatan elektronik yang hemat listrik. Melihat kondisi itu, aplikasi Listriku.id mencoba memecahkan persoalan pemakaian listrik diluar kewajaran. "Jadi kami bisa mengaudit konsumsi energi listrik yang dikeluarkan setiap item perangkat listrik," tutur Imam Pesuwaryantoro,
Chief Innovation Officer Listriku kepada KONTAN. Dengan aplikasi ini, bisa mendeteksi area mana yang boros listrik. Apakah dari perangkat kulkas, televisi, pendingin ruangan, atau juga dari lampu penerangan atau juga dari perangkat listrik lainnya.
Selain bisa mendeteksi perangkat elektronik atau listrik mana yang mengeluarkan daya listrik yang besar, aplikasi ini juga bisa memberi peringatan dini kepada pengguna yang sudah memakai listrik secara berlebih alias boros. "Misalnya tagihan listrik rata-rata Rp 300.000 per bulan, tapi sudah mencapai Rp 500.000, dan aplikasi ini langsung memberi peringatan dini karena ada sensor
internet of things (IoT) ," jelasnya. Jadi, aplikasi Listriku ini ditanam pada sakelar di beberapa ruangan. Misalnya di ruang tamu. Aplikasi ini langsung memantau dan menghubungkan perangkat listrik yang ada di ruang tamu. Begitu pula dengan yang ada di ruang rumah lainnya yang tentu sudah terpasang aplikasi Listriku tersebut. Dengan sistem pengamanan tersebut,
start up baru beroperasi sejak Oktober 2018 ini sudah bisa menggaet 1.000 pengguna yang ada di Bekasi dan Cikarang, termasuk di dalamnya ada 15 UMKM. Pihak Listriku sendiri mematok tarif pemasangan perangkat Listriku antara Rp 500.000 sampai Rp 1 juta tergantung dari jumlah titik aplikasi yang ditempatkan pada satu rumah atau properti. Selain bisa memantau pemakaian listrik, aplikasi ini juga bisa memantau kondisi listrik lainnya. Seperti memantau terjadinya arus pendek serta kejadian gangguan listrik lainnya. Cara memantaunya cukup lewat aplikasi Listriku saja via Line. Imam masih mengakui, hingga kini pihaknya masih terus mengembangkan aplikasi Listriku bersama rekannya Fardhan Adharizal. Aplikasi yang menyabet Best Leading Inovation Award dan medali emas Bixpo Award 2018 di Korea Selatan itu punya target ambisius, yakni bisa mendapatkan hingga satu juta pengguna sampai akhir tahun ini.
Salah satu cara dengan gencar mempromosikan aplikasi ini ke pengembang perumahan. "Biasanya satu pengembang bisa menggarap antara 100 unit sampai 1.000 unit rumah. Ke sana lah kami akan promosi," jelasnya. Setelah mengoptimalkan pasar rumah tangga dan pebisnis UMKM, Listriku ke depannya bakal melebarkan pasar. Seperti menyasar pasar perusahaan atau industri yang butuh hemat listrik. "Kami juga ingin buat aplikasi penghemat listrik bagi PLTU dan
renewable energy smart surya pada 2020," ucapnya. Adapun kendala utama untuk bisa mencapai target bisnis itu adalah dari sisi pendanaan. Untuk itu, Listriku tengah gencar mencari agen atau
reseller untuk promosi aplikasi itu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon