KONTAN.CO.ID - Jakarta. Orangtua tidak perlu panik jika anak kontak erat positif Covid-19, simak panduannya serta langkah untuk isolasi mandiri anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI, melalui situs resminya, membagikan informasi panduan isolasi mandiri pada anak yang kontak erat dengan pasien positif Covid-19 Kontak erat adalah kondisi dimana seseorang berdekatan dengan kasus Covid-19 atau yang memiliki gejala Covid-19 dalam jarak 1 meter dalam kurun waktu 15 menit atau lebih.
Kriteria anak yang wajib isolasi mandiri
Berikut ini kriteria anak yang wajib melakukan isolasi mandiri, menurut IDAI:- Anak yang masuk kriteria kontak erat.
- Anak positif Covid-19 yang tidak bergejala.
- Anak positif Covid-19 yang bergejala ringan: Demam, batuk, nyeri tenggorokan, sakit kepala, mual muntah, diare, lemas, anosmia/kehilangan indera penciuman, ageusia/kehilangan indera pengecapan, ruam-ruam, saturasi oksigen lebih dari 95 persen.
- Anak positif Covid-19 yang tidak memiliki komorbid (penyakit penyerta) seperti: Obesitas, kanker, ginjal menahun, autoimun, kelainan bawaan, jantung, kencing manis/diabetes melitus, penyakit paru menahun, sesuai diagnosa tenaga kesehatan.
- Ada ibu hamil di rumah
- Ada lansia
- Memiliki komorbid
- Kondisi rumah tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri
- Tidak dapat memenuhi persyaratan lainnya
- Akses ke fasilitas kesehatan baik komunikasi maupun jarak tempuh sulit
Hal yang wajib dilakukan jika anak kontak erat
Jika buah hati melakukan kontak erat dengan penderita Covid-19, yang wajib dilakukan oleh orangtua sesuai anjuran dari IDAI di antaranya: 1. Segera melakukan isolasi mandiri 2. Melaporkan ke Puskesmas setempat 3. Pihak Puskesmas akan menganjurkan untuk pemeriksaan swab PCR atau Antigen. 5. Bawa buah hati ke laboratorium atau fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan pemeriksaan swap PCR atau antigen. 6 Jika hasil swab negatif, anak tetap wajib melanjutkan isolasi mandiri.- Jika sebelum 5 hari timbul gejala, orangtua segera lapor ke Puskesmas untuk pemeriksaan kembali.
- Jika tidak timbul gejala, lakukan swab PCR atau antigen. Jika setelah pemeriksaan kembali hasilnya negatif, maka isolasi bisa berakhir. Namun jika hasilnya positif, anak wajib melanjutkan isolasi mandiri.
Fasilitas dan obat yang harus disiapkan saat anak isolasi mandiri
Tempat atau kamar untuk isolasi mandiri- Ventilasi atau aliran udara dan pencahayaan baik
- Kamar mandi terpisah. Jika tidak memungkinkan, lakukan disinfeksi rutin
- Alat mandi tersendiri
- Alat makan tersendiri
- Tempat tidur terpisah, diberi jarak minimal 2 meter dari pengasuh yang tidak terinfeksi
- Tempat sampah tertutup
- Fasilitas cuci tangan
- Masker dalam jumlah yang cukup
- Pengukur suhu tubuh (termometer)
- Pengukur saturasi oksigen (oximeter)
- Pengukur frekuensi nafas (jam)
- Obat demam: Parasetamol
- Multivitamin: Vitamin C, Vitamin D3, dan Zinc
- Obat lain sesuai anjuran dokter atau petugas kesehatan: Untuk mendapatkan obat-obatan isolasi mandiri hubungi Puskesmas terdekat, kunjungi https://farmaplus.kemkes.go.id/ untuk memantau ketersediaan obat di apotik.
Pengasuh saat isolasi mandiri
- Orang tua atau pengasuh negatif Covid-19 bisa mengasuh anak dengan memerhatikan protokol kesehatan.
- Disarankan orang tua atau pengasuh bukan kelompok lanjut usia/tidak memiliki komorbid
- Jika ada anggota keluarga yang positif, maka dapat diisolasi bersama
- Berikan dukungan psikologis pada anak
- Jika orangtua dan anak berbeda status Covid-19, disarankan berikan jarak tidur 2 meter di kasur terpisah
- Orangtua atau pengasuh ikut isolasi dan disarankan untuk tidak berganti orang