JAKARTA. Ribut-ribut gerakan dukungan lewat SMS untuk mendukung komodo sebagai Tujuh Keajaiban Dunia menimbulkan kebingungan di masyarakat. Pasalnya, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mengaku mendapat sejumlah pengaduan dari masyarakat yang pulsanya terpotong Rp 1000 - Rp 1500 per SMS. Padahal, heboh di jejaring sosial Twitter, SMS Komodo ke 9818 ini gratis atau hanya dikenai biaya Rp 1 per SMS.Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, berjanji akan mengecek aduan tersebut. Menurut dia, informasi ini perlu dikaji terlebih dahulu karena bisa jadi kesalahan ada di pihak pengirim SMS yang tidak paham."Kadang-kadang yang mengirim SMS juga tidak paham betul. Apakah pulsanya dipotong oleh komodo atau gajah atau buaya atau yang lain," ujar Tifatul berseloroh.Selain itu, Tifatul juga mempertanyakan jumlah pengaduan yang masuk karena dinilai relatif sangat kecil. Menurutnya aduan yang masuk baru 1-2 orang dari puluhan juta yang mengirim SMS. Itu yang membuat pihaknya tidak terburu-buru untuk bereaksi. "Kalau tidak suka tidak usah dikirim," tukas Tifatul.Seperti diketahui, semenjak mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadi Duta Komodo, marak beredar imbauan di sosial media untuk mendukung kemenangan komodo sebagai Tujuh Keajaiban Dunia versi New 7 Wonders Foundation. Salah satunya adalah melalui pengiriman SMS untuk membantu menaikkan peringkat komodo.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tifatul: Laporan SMS komodo yang menyedot pulsa akan dicek
JAKARTA. Ribut-ribut gerakan dukungan lewat SMS untuk mendukung komodo sebagai Tujuh Keajaiban Dunia menimbulkan kebingungan di masyarakat. Pasalnya, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mengaku mendapat sejumlah pengaduan dari masyarakat yang pulsanya terpotong Rp 1000 - Rp 1500 per SMS. Padahal, heboh di jejaring sosial Twitter, SMS Komodo ke 9818 ini gratis atau hanya dikenai biaya Rp 1 per SMS.Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, berjanji akan mengecek aduan tersebut. Menurut dia, informasi ini perlu dikaji terlebih dahulu karena bisa jadi kesalahan ada di pihak pengirim SMS yang tidak paham."Kadang-kadang yang mengirim SMS juga tidak paham betul. Apakah pulsanya dipotong oleh komodo atau gajah atau buaya atau yang lain," ujar Tifatul berseloroh.Selain itu, Tifatul juga mempertanyakan jumlah pengaduan yang masuk karena dinilai relatif sangat kecil. Menurutnya aduan yang masuk baru 1-2 orang dari puluhan juta yang mengirim SMS. Itu yang membuat pihaknya tidak terburu-buru untuk bereaksi. "Kalau tidak suka tidak usah dikirim," tukas Tifatul.Seperti diketahui, semenjak mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadi Duta Komodo, marak beredar imbauan di sosial media untuk mendukung kemenangan komodo sebagai Tujuh Keajaiban Dunia versi New 7 Wonders Foundation. Salah satunya adalah melalui pengiriman SMS untuk membantu menaikkan peringkat komodo.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News