JAKARTA. Turunnya penjualan PT Tifico Fiber Indonesia Tbk (TFCO), justru menjadi pendorong perusahaan ini untuk berekspansi. Tahun ini, Tifico akan menambah mesin-mesin baru.Pada 2013 lalu, Tifico sudah menggunakan belanja modal sekitar US$ 3,1 juta untuk keperluan pembelian mesin dan juga peningkatan infrastruktur. Sugito Budiono, Direktur PT Tifico Fiber Indonesia bilang bahwa di 2014 belanja modal juga akan digunakan untuk dua hal tersebut."Belanja modal kami tahun ini US$ 13 juta. Diantaranya untuk pembelian mesin dan penguatan power plant, agar biaya energi kami bisa kompetitif dengan yang lain," kata Sugito, pada acara Public Expose, Rabu (5/6).Sekedar informasi, memperkuat power plant pada utility departement dengan melakukan investasi pengadaan mesin boiler. Sugito bilang, dana investasinya bisa sekitar US$ 7 juta.Sepanjang kuartal I-2014, belanja modal yang digunakan sudah sekitar US$ 2,7 juta yaitu untuk pembelian mesin. Sugito memproyeksikan pada semester I-2014, belanja modal yang digunakan bisa mencapai 50%.Tahun ini dana untuk pembelian mesin disiapkan US$ 10.6 juta. Sedangkan untuk infrastruktur ada US$ 2.4 juta.Selain membeli mesin dan melengkapi infrastruktur, Strategi Tifico di tahun ini adalah dengan memperluas pangsa pasar. Maksudnya di sini, Tifico akan menambah volume penjualan ke konsumen yang sudah ada."Untuk porsi ekspor dan domestik masih sama. Domestik 80%, sisanya ekspor," ungkap Sugito.Tahun ini faktor yang akan mengganjal bisnis Tifico adalah harga bahan baku industri polyster yang diprediksi akan melambung, padahal harga jual downstreem commodity tidak seimbang dengan kenaikan harga bahan baku. Belum lagi biaya energi juga akan naik sehingga menambah beban perusahaan. Selain itu, kondisi suplai yang berlebihan membuat harga jual melemah.Namun, Tifico memprediksi angka konsumsi akan naik. Salah satunya dikarenakan adanya aktivitas pemilihan umum."Tahun ini Impact pendapatan diharapkan naik 10%. Begitu juga dengan volume penjualan. Tahun ini bisa 180.000 ton, tahun lalu 160.00an ton," kata Sugito.Sugito menyampaikan bahwa pada kuartal II-2014, tampaknya penjualannya tidak jauh beda dengan kuartal I. Sekedar informasi, kuartal I-2014 penjualan perusahaan ini baru mencapai US$ 78,79 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tifico anggarkan capex US$13 juta
JAKARTA. Turunnya penjualan PT Tifico Fiber Indonesia Tbk (TFCO), justru menjadi pendorong perusahaan ini untuk berekspansi. Tahun ini, Tifico akan menambah mesin-mesin baru.Pada 2013 lalu, Tifico sudah menggunakan belanja modal sekitar US$ 3,1 juta untuk keperluan pembelian mesin dan juga peningkatan infrastruktur. Sugito Budiono, Direktur PT Tifico Fiber Indonesia bilang bahwa di 2014 belanja modal juga akan digunakan untuk dua hal tersebut."Belanja modal kami tahun ini US$ 13 juta. Diantaranya untuk pembelian mesin dan penguatan power plant, agar biaya energi kami bisa kompetitif dengan yang lain," kata Sugito, pada acara Public Expose, Rabu (5/6).Sekedar informasi, memperkuat power plant pada utility departement dengan melakukan investasi pengadaan mesin boiler. Sugito bilang, dana investasinya bisa sekitar US$ 7 juta.Sepanjang kuartal I-2014, belanja modal yang digunakan sudah sekitar US$ 2,7 juta yaitu untuk pembelian mesin. Sugito memproyeksikan pada semester I-2014, belanja modal yang digunakan bisa mencapai 50%.Tahun ini dana untuk pembelian mesin disiapkan US$ 10.6 juta. Sedangkan untuk infrastruktur ada US$ 2.4 juta.Selain membeli mesin dan melengkapi infrastruktur, Strategi Tifico di tahun ini adalah dengan memperluas pangsa pasar. Maksudnya di sini, Tifico akan menambah volume penjualan ke konsumen yang sudah ada."Untuk porsi ekspor dan domestik masih sama. Domestik 80%, sisanya ekspor," ungkap Sugito.Tahun ini faktor yang akan mengganjal bisnis Tifico adalah harga bahan baku industri polyster yang diprediksi akan melambung, padahal harga jual downstreem commodity tidak seimbang dengan kenaikan harga bahan baku. Belum lagi biaya energi juga akan naik sehingga menambah beban perusahaan. Selain itu, kondisi suplai yang berlebihan membuat harga jual melemah.Namun, Tifico memprediksi angka konsumsi akan naik. Salah satunya dikarenakan adanya aktivitas pemilihan umum."Tahun ini Impact pendapatan diharapkan naik 10%. Begitu juga dengan volume penjualan. Tahun ini bisa 180.000 ton, tahun lalu 160.00an ton," kata Sugito.Sugito menyampaikan bahwa pada kuartal II-2014, tampaknya penjualannya tidak jauh beda dengan kuartal I. Sekedar informasi, kuartal I-2014 penjualan perusahaan ini baru mencapai US$ 78,79 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News