Tifico Fiber Indonesia (TFCO) bidik kenaikan penjualan 5% tahun ini



KONTAN.CO.ID - TANGERANG. PT Tifico Fiber Indonesia Tbk (TFCO) produsen polyester menargetkan kenaikan penjualan sekitar 5% tahun ini. Target tersebut ditetapkan di tengah memanasnya perang dagang global antara Amerika Serikat dan China.

Direktur Tifico Fiber Indonesia Sugito Budiono mengatakan, salah satu yang diwaspadai mereka ialah kondisi global dimana trade war antara China dengan Amerika Serikat (AS) menyebabkan perubahan iklim industri di negeri tirai bambu.

"China itu pegang market dunia, jadi price leader, sewaktu-waktu harga produk bisa turun," ungkap Sugito Budiono saat ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham, Selasa (28/5).


Menurutnya, tidak ada cara lain, perusahaan harus sigap memperkuat marketingnya dan juga melakukan efisiensi diberbagai lini. Hal ini diperlukan agak TFCO mendapatkan margin keuntungan yang signifikan, dimana pada perolehan tahun 2018 kemarin perusahaan masih merugi senilai US$ 494 ribu.

Untuk itu, Tifico Fiber Indonesia  akan melakukan efisiensi dalam penggunaan energi. Apalagi TFCO telah didukung dengan memiliki power plant sendiri yang berkapasitas 30 megawatt di pabrikan area Banten.

Selain itu, Tifico Fiber Indonesia  juga mencari peluang di segmen produk yang lebih added value seperti otomotif dan keperluan serat produk farmasi. Dengan kapasitas produksi yang mencapai 200.000 ton per tahun, utilitas saat ini sekitar 80% dan akan dapat ditingkatkan seiring permintaan dari pasar.

Adapun untuk anggaran belanja modal, tahun 2019 ini Tifico Fiber Indonesia berencana membelanjakannya sekitar US$ 5,78 juta yang sebagian besar untuk peremajaan mesin. Berkaca pada kuartal-I 2019 porsi penjualan TFCO masih didominasi oleh market domestik sebanyak 75% atau senilai US$ 37,65 juta.

Namun segmen tersebut turun 18% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 46,39 juta. Sedangkan mayoritas ekspor Tifico Fiber Indonesia  ialah negara-negara seperti Jepang yang porsinya 15% dari penjualan atau senilai US$ 7,83 juta di kuartal-I 2019, penjualan di pasar ini mampu naik 20% dibandingkan kuartal-I 2018 yang tercatat US$ 6,49 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli