Tiga alasan BI pangkas target pertumbuhan kredit



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menurunkan target kredit perbankan dari awalnya di atas 10% menjadi 7%-9%. Hal ini berbeda dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang masih optimistis pertumbuhan kredit perbankan sampai akhir tahun ini bisa mencapai 11%.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, alasan BI merevisi pertumbuhan kredit, karena belum kuatnya permintaan kredit akibat revisi pertumbuhan ekonomi. “Juga karena lending standard dari perbankan yang masih konservatfi akibat persepsi risiko kredit yang meningkat,” ujar Perry kepada KONTAN, Rabu, (24/8).

Selain itu, Perry mengatakan optimisme prospek bisnis ke depan juga belum membaik terlalu kuat.


Sebelumnya, sejumlah bankir masih optimistis pertumbuhan kredit bisa mencapai 11% yoy. Optimisme bankir ini terlihat dari rancangan bisnis bank (RBB) terakhir yang diserahkan bank kepada OJK. Jika dilihat, target pertumbuhan kredit OJK sebesar 11% dalam RBB, lebih tinggi dari prediksi pertumbuhan kredit Bank Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Nelson Tampubolon menjelaskan, perbedaan target kredit antara OJK dan BI, karena dasar yang yang dipakai berbeda. Nelson mengatakan, OJK menetapkan target kredit dari hasil kompilasi RBB dari seluruh bank, termasuk yang direvisi pada akhir Juni 2016.

“Kalau Bank Indonesia, mungkin mereka melakukan penilaian dari waktu ke waktu dengan melihat perkembangan yang ada,” ujar Nelson, Rabu, (24/8).

Berdasarkan RBB, Nelson mengatakan beberapa sektor yang masih dipilih bank untuk meningkatkan penyaluran kredit pada semester II 2016 adalah kredit konsumsi, investasi dan modal kerja. Khusus modal kerja diprediksi porsinya agak lebih besar dari dua segmen kredit yang lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini