JAKARTA. Di tengah kondisi industri properti yang belum pulih, PT Pakuwon Jati Tbk diprediksi mampu mempertahankan pertumbuhan kinerjanya di tahun ini. Hal ini tentunya ditopang oleh pendapatan berulang atau
recurring income maupun pra-penjualan atau
marketing sales. Pendapatan berulang emiten berkode saham PWON ini diperkirakan bisa tumbuh 13,2% tahun ini. Saat ini, kontribusi lini bisnis ini pada pendapatan perusahaan mencapai 53%. Sedangkan penjualan properti akan dikerek seiring dengan target
marketing sales sebesar Rp 2,7 triliun atau naik 19% dari tahun lalu yang sebesar 2,27 triliun.
Untuk itu, tahun ini PWON mengalokasikan capital expenditure (capex) senilai Rp 1,7 triliun – Rp 1,9 triliun guna mendanai proyek yang telah diluncurkan. Anggarannya setengah akan diambil dari kas internal dan setengahnya dari pinjaman bank. Pada tahun 2016, PWON membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 4,7% menjadi Rp 4,84 triliun dari tahun sebelumnya Rp 4,62 triliun. Laba bersih perseroan juga mencatatkan kenaikan sebesar 32,4% menjadi Rp 1,67 triliun dari sebelumnya Rp 1,26 triliun, ini didukung oleh pendapatan selisih kurs, pendapaatan lain-lain dan manfaat pajak bersih. Analis Samuel Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi menyampaikan, pertumbuhan pendapatan berulang PWON di tahun 2016 sebesar 10,2%, dengan itu maka porsi pendapataan
recurring meningkat menjadi 53% dari tahun sebelumnya 50%. Tahun ini pendapatan
recurring diperkirakan akan tumbuh 13,2% dibanding tahun lalu. “Beroprasinya dua mall baru yaitu Supermall Pakuwon II dan Tanjungan Plaza (TP) VI akan menjadi pendorong pertumbuhan, bahkan berpotensi melampaui perkiraan
full year 2017 untuk segmen
recurring PWON,” ujar Akhmad dalam risetnya pada 30 Maret 2017. Menurut Akhmad target
marketing sales tahun ini sebesar Rp 2,7 triliun nantinya akan didukung oleh perolehan pre-sales di sisa proyek eksisting dan pengembangan proyek baru di kawasan baru seperti pembangunan perkantoran dan apartemen di TB Simatupang. Meskipun demikian, beberapa sentimen positif tersebut bisa juga menjadi negatif jika terjadi rendahnya pencapaian
marketing sales dan porsi
recurring income lebih rendah dari perkiraan. Risiko lain, jika perbaikan sektor properti masih stagnan dan tertundanya ekspansi di beberapa wilayah baru. Sementara analis Mirae Asset Sekuritas, Franky Rivan menyampaikan,
marketing sales PWON di 2016 terbilang melambat. Kemudian
cash conversion cycle PWON cukup buruk yaitu sebesar 516 hari dari tahun sebelumnya 430 hari, dan ini menjadi bukti bahwa pendapatan mengalami pelambatan. Tingkat suku bunga yang rendah akan memiliki efek penuh dalam peningkatan kemampuan bayar pembeli properti tahun ini. Dengan itu, dia memperkirakan,
cash conversion cycle PWON akan pulih ke 464 hari di sepanjang 2017. “Karenanya kami optimis pendapatan dari penjualan proprti akan
turnaround di Rp 2,6 triliun dari tahun lalu Rp 2,2 triliun,” ujarnya dalam riset 3 April 2017. Sementara analis OSO Sekuritas Riska Afriani menyampaikan, bahwa prospek PWON tahun ini masih cukup menarik sebab Pakuwon Jati merupakan emiten yang mampu menjaga pertumbuhan pendapatan dari penjualan di tengah perlambatan sektor properti. “Hal itu terjadi karena recurring income dan EBITDA margin PWON yang tinggi dan stabil,” ujarnya kepada KONTAN. Selain itu, rilisnya dua proyek perkantoran baru pada semester dua nanti yaitu Officer Tower III di kota Kasablanka dan Officer Tunjung Plaza VI Surabaya akan meningkatkan recurring income dan berkontribusi terhadap marketing sales PWON tahun ini. Dia juga memaparkan kinerja PWON di tahun 2016 dimana ditengah melambatnya sektor properti, emiten ini masih mampu tumbuh 4,7% menjadi Rp 4,84 triliun. Kinerja bagus ini seiring meningkatnya pendapataan recurring menjadi 53%. Beban pokok pendapatan PWON naik 7% menjadi Rp 2,08 triliun dari tahun sebelumnya Rp 1,95 triliun.
“Keunggulan dari PWON yaitu mampu mempertahankan EBITDA di level 53% selama 5 tahun terakhir, padahal rata-rata emiten properti hanya berada pada kisaran 30%,” ungkapnya. Riska merekomendasikan
buy saham PWON dengan target harga Rp 700, Akhmad merekomendasikan
buy dengan target harga Rp 710 dan Franky merekomendasikan
buy dengan target harga Rp 740. Senin (17/4), harga PWON di posisi Rp 575, setelah turun 1,71% dari hari sebelumnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia