KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga bank BUMN menganggarkan total dana sekitara Rp 12,2 triliun untuk melakukan ekpansi bisnis secara anorganik dengan berencana mengakuisisi perusahan-perusahaan yang bergerak di bidang keuangan.
Pertama, PT Bank Tabungan Negara Tbk (
BBTN) yang menganggarkan dana Rp 6,7 triliun taahun ini untuk ekspansi anorganik. Bank ini merealisasikan rencana mengakuisisi dua perusahaan keuangan yang sudah direncanakan sejak tahun lalu yakni manajer investasi (MI) dan asuransi. Kabarnya Bank BTN akan mengakuisisi anak usaha PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yakni PT PNM Investmen Management (IM). Bank ini ingin mencaplok perusahaan manajer investasi guna menggarap potensi pendanaan jangka panjang setelah Badan Pengeloaan Tabungan Perumahaan Rakyat (BP Tapera) beroperasi.
Maryono, Direktur Utama BTN mengatakan, akusisi perusahaan MI tersebut akan rampung dan diluncurkan di kuartal I 2019 ini. Dia mengakui, proses akuisisi belum rampung saat ini bukan lantaran mentok soal harga antar kedua belah pihak. "Bukan masalah harga karena kami sama-sama BUMN. Cuma kami perlu menyelaraskan antara persyaratan karena kami berpegangan pada
governance "kata Maryono di Jakarta, Jumat (25/1). Maryono menambahkan, proses akuisisi perusahaan MI tersebut tidak hanya karena menunggu BP Tapera terbentuk tetapi BTN juga perlu mengikuti syarat yang diinginkan badan baru tersebut. Sementara terkait akuisisi asuransi, Maryono belum bisa menetapkan target karena masih dalam kajian. Rencananya jenis asuransi yang akan dibeli adalah asuransi jiwa. " Kami tinggal cari asuransi jiwa. Kalau asuransi kerugian kami sudah punya." ungkapnya. Seperti diketahui, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini tengah mendorong sejumlah perusahaan pelat merah untuk masuk menjadi investor Jiwasraya. Ada beberapa perusahaan disebut telah berminat mengakuisisi saham asuransi jiwa tersebut seperti BTN, PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Pegadaian, dan PT Telkom.
Kedua, ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI) yang telah menganggarkan sekitar Rp 3 triliun- Rp 4 triliun untuk mengakuisi sejumlah perusahaan keuangan yakni asuransi kerugian, bank, dan
financial technology (fintech). Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI mengatakan, saat ini pihaknya tengah membidik beberapa asuransi kerugian. "Ada tiga yang sedang kami bidik. Nanti tinggal dipilih mana yang cocok. Asuransi kerugian itu bisa kendaraan bermotor, bisa asuransi rumah dan lain-lain," jelasnya. Sementara untuk akuisisi fintech, BNI bisa masuk lewat anak usahanya yang bergerak di bidang sekuritas. Adapun untuk bank, BNI tengah mengkaji akuisisi dua bank yakni BUKU II dan BUKU III. Lalu yang
ketiga, datang dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) yang berniat mengakuisisi asuransi umum tahun ini dengan menyiapkan dana sebesar Rp 1,5 triliun.
BRI menargetkan akuisisi perusahaan asuransi umum ini bisa terlaksana pada semester I-2019. "Akuisisi asuransi umum itu kami lakukan guna melengkapi bisnis BRI sebagai penyedia jasa keuangan yang komprehensif." kata Direktur Utama BRI Suprajarto. Sebelumnya, BRI juga telah mencaplok tiga perusahaan keuangan yakni menguasai 97,61% PT BRI Ventura Investama, mencaplok 68% PT Danareksa Sekuritas, dan mengempit 35% saham PT Danareksa Investment Management. Sementara bank BUMN lain yakni, Bank Mandiri saat ini tengah berusaha mencari perusahaan untuk dijadikan anak usaha di bidang jasa keuangan yang memiliki bisnis pelengkap bagi Bank Mandiri. "Untuk potensi akuisisi kami selalu melihat di market, baik di perbankan maupun perusahaan multifinance. Tapi belum ada target perusahaan yang spesifik untuk kami umumkan," kata Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat