Tiga bank getol salurkan KPA



JAKARTA. Pasar apartemen tidak luput dari lirikan mata perbankan. Itu sebabnya, sejumlah bank tetap getol menyalurkan kredit kepemilikan apartemen (KPA) dan menjalin aliansi dengan pengembang properti (developer). Bank Mandiri, misalnya. Kemarin (14/5), bank beraset terbesar di negeri ini menggandeng Lippo Homes. Bank Mandiri akan menawarkan KPA bagi calon pembeli apartemen 9 Residences yang digarap Lippo Homes. Kawasan ini memiliki 240 unit apartemen dengan luas per unit mulai dari 30 meter persegi hingga 130 meter persegi. Harga jualnya mulai dari Rp 700 juta per unit atau sekitar Rp 20 juta per meter. Alhasil, Bank Mandiri berpotensi menyalurkan KPA minimal Rp 168 miliar di proyek ini.Demi memikat calon nasabah, Bank Mandiri menawarkan program cicilan ringan. "Masyarakat bisa mencicil Rp 6 juta per bulan selama 24 bulan," ujar Sarastri Baskoro Executive Vice President Bank Mandiri, kemarin, sembari berpromosi.Bank OCBC NISP tak mau kalah dan memasang target agresif penyaluran KPA, yakni naik 100% di tahun ini. OCBC NISP membidik apartemen seharga di bawah Rp 1 miliar. Bank ini menjalin kerjasama dengan beberapa pengembang apartemen, demi mengamankan target penyaluran KPA. "Tahun ini kami akan bekerjasama dengan 10 pengembang," ujar Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur OCBC NISP.Sebagai gambaran, tahun lalu OCBC NISP menyalurkan KPA sekitar Rp 200 miliar. Alhasil, target penyaluran KPA OCBC NISP tahun ini sekitar Rp 400 miliar.Selain dua bank tadi, Bank BNI Tbk juga menyasar KPA. Namun, Direktur Konsumer dan Ritel Banking BNI, Darmadi Sutanto, mengatakan, bisnis KPA bukan hal mudah. Sebab, mayoritas pembeli apartemen ingin membeli secara tunai, sehingga pengembang sering mengadakan program cicilan bertahap. Itu sebabnya, BNI bersiasat dengan merilis program pengambilalihan cicilan bertahap yang selama ini diberikan developer. BNI juga gencar mendekati para developer.Tahun ini, BNI menargetkan penyaluran KPR dan KPA naik 30% ketimbang tahun lalu. Saat ini porsi KPA mencapai 5% dari penyaluran kredit perumahan sebesar Rp 27 triliun. Segmen yang dibidik, perumahan dan apartemen seharga di atas Rp 600 juta.Ketiga bank itu agresif menyalurkan kredit konsumsi karena porsi kredit konsumsi nya masih di bawah 20%. Nah, agar tak melanggar aturan multilisensi perbankan, ketiganya akan memperlambat penyaluran kredit konsumsi jika porsinya sudah mendekati 30% dari total kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Roy Franedya