Tiga bank negara China akan tangguhkan pembukaan rekening logam mulia, apa sebabnya?



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Tiga bank besar milik negara China mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan pembukaan rekening baru untuk produk investasi logam mulia mulai Sabtu (28/11), di tengah meningkatnya volatilitas harga logam mulia domestik dan global.

Mengutip Reuters, Jumat (27/11), Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) dalam sebuah pemberitahuan di situsnya mengatakan akan menangguhkan pembukaan akun perdagangan investasi emas, perak dan logam mulia individu baru mulai Sabtu melalui semua saluran, termasuk over-the-counter dan perbankan online atau mobile banking.

"Dipengaruhi oleh situasi epidemi global dan situasi politik dan ekonomi internasional, harga logam mulia internasional dan domestik terus menunjukkan volatilitas, risiko pasar dan ketidakpastian meningkat," kata ICBC.


Bank of Communications dan China Construction Bank juga menangguhkan pembukaan rekening baru untuk perdagangan logam mulia dan produk investasi mereka masing-masing dari tengah hari pada hari Sabtu dan dari Senin.

Baca Juga: Melihat dibalik keputusan China menghentikan IPO Ant Group milik Jack Ma

Bank memperingatkan investor untuk memperhatikan risiko pasar dan volatilitas serta mengelola perdagangan dan melakukan transaksi investasi dengan hati-hati dan rasional, menurut pernyataan yang dirilis pada hari Jumat.

Harga emas spot mulai merosot setelah 9 November karena berita uji coba vaksin virus corona baru tahap akhir yang sukses mendorong investor untuk membuang emas batangan safe-haven dan berbondong-bondong ke aset berisiko. Harga emas turun hampir 4% bulan ini.

Bank of China dan Bank of Communications pada awal November telah memperingatkan investor bahwa mereka dapat membatasi perdagangan logam mulia dan produk valuta asing mereka jika pemilihan presiden AS pada 3 November memicu volatilitas pasar.

Selanjutnya: Mulai 28 November, China akan berlakukan anti dumping untuk anggur impor Australia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi