Tiga bulan, kredit BCA bertambah Rp 7 triliun



JAKARTA. Kredit PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada kuartal pertama 2012 tumbuh 39,2% menjadi Rp 209,2 triliun dibandingkan periode serupa tahun lalu yang sebesar Rp 150,33 triliun. Seluruh sektor kredit BCA mencatatkan kinerja positif pada periode tersebut. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyebutkan antara kuartal pertama 2012 dan kuartal pertama 2011 kredit korporasi tumbuh 43,4% menjadi Rp 74,8 triliun terutama didukung kuatnya permintaan kredit di sektor jasa keuangan, rokok dan tembakau, serta minyak nabati dan hewani. Kredit komersial dan UKM meningkat 36,3% menjadi 81,1 triliun. Kredit konsumer mencatat pertumbuhan 37,8% menjadi Rp 53,3 triliun sejalan dengan ekspansi penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). KPR tumbuh 56,7% menjadi Rp 30,6 triliun sedangkan KKB naik 24,8% menjadi Rp 17,9 triliun. Jahja menambahkan, bila dibandingkan dengan kuartal keempat 2011, pertumbuhan kredit BCA di kuartal pertama 2012 tercatat positif. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana posisi akhir Maret selalu lebih rendah dibandingkan akhir Desember. "Akhir Desember 2011 sampai Maret 2012 ada peningkatan kredit sebesar Rp 7 triliun dari Rp 202,269 triliun menjadi Rp 209,202 triliun," itung Jahja, Kamis (26/4). Sementara itu, antara akhir Desember 2010 ke Maret 2011 kredit BCA menyusut Rp 3,3 triliun dari Rp 153,9 triliun menjadi Rp 150,3 triliun. Begitu pula dari akhir Desember 2009 ke akhir Maret 2010 terjadi penurunan Rp 3 triliun dari Rp 123,9 triliun menjadi Rp 120,9 triliun. Peningkatan kredit yang terbilang tinggi dibandingkan beberapa bank papan atas lainnya ini tetap diimbangi dengan terjaganya kualitas aset. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross BCA per akhir Maret 2012 tercatat sebesar 0,6%. Persentase ini menurun dibandingkan akhir Maret 2011 yang mencapai 0,7%. "Kamia lihat di tahun ini ada peningkatan. Biasanya kuartal pertama itu kredit turun dibandingkan kuartal terakhir pada tahun sebelumnya. Ini disebabkan permintaan kredit khususnya konsumer sangat besar. Apalagi kami baru meluncurkan bunga tetap KPR 8% selama 55 bulan," terang Jahja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: