JAKARTA. Iming-iming diskon pajak tak lantas membuat perusahaan pelat merah tergiur mengajukan revaluasi aset. Sejumlah BUMN keuangan non bank masih menimang-nimang melakukan revaluasi aset. Alasannya, mereka masih menyelesaikan rencana kerja dan anggaran perusahaan untuk tahun 2016. Direktur Retail dan Operasi Asuransi PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Sahata L. Tobing bilang, pihaknya masih mengkaji rencana revaluasi aset. Di atas kertas, revaluasi aset bakal menggemukkan neraca keuangan perusahaan. "Karena lokasi gedung Jasindo rata-rata ada di jalan protokol," kata Sahata.
Sahata menghitung, revaluasi bisa mendongkrak nilai aset senilai Rp 6 triliun. Sedangkan, ekuitas Jasindo saat ini sebesar Rp 2 triliun. Setali tiga uang, Direktur Utama PT Pegadaian Riswinandi belum memutuskan melakukan revaluasi aset atau tidak. Tapi, peluang Pegadaian merevaluasi asetnya cukup besar. Berkaca pada tahun lalu, ketika Pegadaian merevaluasi aset, perusahaan ini bisa memperoleh suntikan dana segar sebesar Rp 3,8 triliun. "Tahun lalu kami manfaatkan saat penerbitan obligasi sehingga aset kami naik, ini bisa menambah pemasukan," tutur Riswinandi. Di akhir 2014, nilai aset Pegadaian mencapai Rp 35,34 triliun, naik 5,59% dari tahun sebelumnya. Saat ini, nilai aset Pegadaian sebesar Rp 38 triliun dengan ekuitas sebesar Rp 12,3 triliun. Tahun lalu, nilai ekuitas Pegadaian sebesar Rp 11,21 triliun naik dari tahun sebelumnya yakni Rp 10, 36 triliun. Tak mudah Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Hendrisman Rahim menjelaskan, revaluasi aset menguntungkan BUMN. Selain menebalkan jumlah aset, revaluasi juga bisa mendorong ekuitas. Kendati begitu, Jiwasraya tak buru-buru melakukan revaluasi aset. Menurut Hendrisman, Jiwasraya membutuhkan waktu untuk menghitung dan mendata aset perusahaan.
Apalagi, aset Jiwasraya tersebar di seluruh Indonesia. "Kami masih menunggu apakah bisa melakukan revaluasi aset," papar Hendrisman. Pada tahun lalu, aset Jiwasraya tercatat Rp 20,78 triliun atawa tumbuh 21,94% dari tahun sebelumnya Rp 17,04 triliun. Per September 2015 lalu, aset Jiwasraya mencapai Rp 23,86 triliun. Berarti, dalam sembilan bulan aset Jiwasraya bertambah 14,82%. Dari keseluruhan aset Jiwasraya, banyak diinvestasikan ke properti. Pada Desember 2014, investasi properti Jiwasraya mencapai Rp 4,8 triliun. Di kuartal ketiga 2015, investasi properti Jiwasraya melesat menjadi Rp 5,11 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie