KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak tiga perusahaan yang akan melakukan
initial public offering (IPO) sudah memasuki tahap
bookbuilding. Mengutip laman e-IPO, ketiga emiten tersebut adalah, PT Jaya Swarasa Agung Tbk (TAYS), PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP), dan PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO). Dalam penawaran umum perdana saham, Jaya Swarasa Agung melepas 240,3 juta saham baru atau setara 21,87% dari modal disetor dan ditempatkan. Periode
bookbuilding berlangsung dari 2 November 2021 sampai 8 November 2021 dengan rentang harga penawaran Rp 336-Rp 360. Dari aksi korporasi ini, Jaya Swarasa Agung berpotensi mengempit dana segar sebanyak-banyaknya Rp 86,5 miliar. Sekitar 90,19% akan digunakan untuk belanja modal dan sisanya 9,81% akan digunakan untuk keperluan modal kerja seperti pembelian bahan baku produksi.
Melansir prospektus, Jaya Swarasa Agung bergerak di empat unit bisnis yaitu biskuit dan
cracker,
wafer roll, coklat meises dan
snack puff. Jaya Swarasa Agung berniat mengejar beberapa pasar baru dengan pertumbuhan yang tinggi, yaitu dengan cara berinovasi di produk yang sehat. Inovasi produk Jaya Swarasa Agung mengarah kepada produk yang unik dan bertema
wellness (kesehatan/kebugaran) yang belum ada di pasaran.
Baca Juga: Bookbuilding selesai, Mitratel dikabarkan tetapkan harga IPO di Rp 800 per saham Caturkarda Depo Bangunan merupakan pemilik gerai Depo Bangunan, yang saat ini menjadi salah satu supermarket bahan bangunan terkemuka di Indonesia. Saat ini, Caturkarda Depo Bangunan memiliki sembilan gerai Depo Bangunan yang berlokasi di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan Lampung. Pengunjung gerai DEPO bisa mencapai 3.000 orang pada akhir pekan dan mencapai 1.000 pada hari biasa untuk masing-masing gerai. Dalam aksi korporasi ini, Caturkarda Depo Bangunan akan melepas 15,08% saham atau 1,02 miliar saham. Periode
bookbuilding berlangsung dari tanggal 1 November 2021 sampai 8 November 2021 dengan rentang harga penawaran Rp 426 per saham–Rp 525 per saham. DEPO berpotensi meraup dana segar sebesar Rp 436,22 miliar dari penawaran umum perdana saham ini. Penggunaan dana hasil IPO akan digunakan Caturkarda Depo Bangunan untuk sejumlah keperluan, misalkan sebanyak 41% akan digunakan untuk penyetoran modal kepada entitas anak PT Megadepo Indonesia dan sebanyak 33% akan digunakan untuk modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional.
Baca Juga: Lion Parcel masih persiapan internal sebelum merealisasikan agenda IPO di tahun 2023 Terakhir, Widodo Makmur Perkasa menjadi calon emiten yang kini memasuki masa
bookbuilding. Induk usaha PT Widodo Makmur Unggas Tbk (
WMUU) ini melepas 8,33 miliar saham atau setara 25% dari total modal yang disetor dan ditempatkan. Periode
bookbuilding berlangsung dari 27 Oktober 2021 sampai 9 November 2021 dengan rentang harga Rp 160 per saham-Rp 220 per saham. Emisi perusahaan yang bergerak di sektor peternakan ini menjadi yang terbesar diantara lainnya, yakni sebanyak-banyaknya mencapai Rp 1,83 triliun. Widodo Makmur Perkasa akan menggunakan dana hasil IPO setidaknya untuk lima keperluan, Misal, sekitar 11,43% akan digunakan untuk membiayai pengembangan kerjasama operasi (
joint operation)
export yard, logistik dan rumah potong hewan di Australia dan sebanyak 19,05% akan digunakan untuk membiayai pembangunan fasilitas peternakan terintegrasi dan perkebunan jagung di Sumatra, Sulawesi dan Papua.
Baca Juga: IPO PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk, Ini Jejak Para Taipan Pemiliknya di Bursa Saham Sementara itu, satu calon emiten baru saja merampungkan masa
bookbuilding pada Jumat (5/11), yakni PT Perma Plasindo Tbk (BINO). BINO melepas 435 juta saham baru atau setara 20% dari total modal disetor dan ditempatkan. Periode
bookbuilding telah berlangsung dari 28 Oktober-05 November 2021 dengan rentang harga IPO Rp 120-Rp 145. Dari aksi korporasi ini, Perma Plasindo akan meraih dana segar sebanyak-banyaknya Rp 63,07 miliar. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk bermacama tujuan, yang terbesar sebanyak Rp 38 miliar akan digunakan untuk pelunasan pokok utang pihak ketiga yaitu PT Usaha Gema Jaya dan Koperasi Jasa Bintang Timur Kapital.
Perma Plasindo merupakan perusahaan dengan kegiatan usaha utama yang memproduksi dan mendistribusikan alat tulis kantor dengan merek BANTEX. BINO berencana untuk bertransformasi menjadi perusahaan digital dengan pengembangan Bino Digital Solution Hybrid Filing. Saat ini Perma Plasindo memiliki pabrik di tiga lokasi yaitu di Kawasan Industri Sentul, Klaten dan Batam. BINO juga memiliki 12 cabang, enam distributor, sembilan pos sebagai jaringan distribusi.
Baca Juga: Sudah terealisasi 40 IPO per 1 November, BEI tidak akan merevisi target IPO tahun ini Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati