JAKARTA. Kondisi pasar saham memang masih tak menentu. Namun, kondisi ini tak menyurutkan niat emiten menawarkan saham perdana alias intial public offering (IPO). Pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, setidaknya ada tiga perusahaan yang akan mendaftarkan diri menjadi perusahaan publik."Kami tinggal menunggu efektifnya saja," ucap Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan BEI. Tiga perusahaan itu adalah PT Link Net dan PT Grand Kartech, dan PT Arita Prima Indonesia. Dipastikan ketiganya akan melantai paling lambat bulan depan.Untuk Link Net, anak usaha PT First Media Tbk (KBLV) menargetkan perolehan dana IPO di bawah Rp 500 miliar. Sayang, Ciptadana Securities sebagai pihak pelaksana dan penjamin emisi (underwriter), belum bersedia membeberkan angka pastinya. "Kami harus public expose dahulu," ungkap Direktur Ciptadana Securities, John Herry Teja, kemarin.Sedangkan Grand Kartech, rencananya akan melepas lebih dari 10% saham atau setara 550 juta saham ke publik. Perusahaan manufaktur ini telah menunjuk PT Andalan Artha Advisindo Securities dan Investindo Nusantara Sekuritas sebagai underwriter.Senada, Arita Prima pun telah menunjuk Lauthandana Securindo sebagai underwrietr. Arita yang merupakan produsen pipa ini akan melepas 250 juta saham baru, setara 25,58% dari saham yang kelak dicatatkan. Dari ajang IPO ini, Arita membidik dana senilai Rp 70 miliar sampai Rp 75 miliar.Sepanjang tahun 2013, BEI menargetkan ada 40 emiten menjadi perusahaan terbuka. Hingga saat ini, jumlah yang telah terdaftar yaitu 25 emiten, dengan nama terakhir PT Siloam Hospital Tbk (SILO).Hingga September 2013, jumlah dana yang dikumpulkan melalui IPO pada 24 emiten mencapai Rp 38,9 triliun. Dengan masuknya SILO yang memperoleh Rp 1,4 triliun dana IPO, jumlah total perkiraan dana IPO di bursa kini sudah mencapai Rp 40,3 triliun. Perolehan tersebut sudah melampaui pencapaian tahun 2012. Kala itu, BEI menerima 23 emiten baru, dengan total nilai emisi sebesar Rp 29,96 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tiga calon emiten segera masuk bursa
JAKARTA. Kondisi pasar saham memang masih tak menentu. Namun, kondisi ini tak menyurutkan niat emiten menawarkan saham perdana alias intial public offering (IPO). Pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, setidaknya ada tiga perusahaan yang akan mendaftarkan diri menjadi perusahaan publik."Kami tinggal menunggu efektifnya saja," ucap Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan BEI. Tiga perusahaan itu adalah PT Link Net dan PT Grand Kartech, dan PT Arita Prima Indonesia. Dipastikan ketiganya akan melantai paling lambat bulan depan.Untuk Link Net, anak usaha PT First Media Tbk (KBLV) menargetkan perolehan dana IPO di bawah Rp 500 miliar. Sayang, Ciptadana Securities sebagai pihak pelaksana dan penjamin emisi (underwriter), belum bersedia membeberkan angka pastinya. "Kami harus public expose dahulu," ungkap Direktur Ciptadana Securities, John Herry Teja, kemarin.Sedangkan Grand Kartech, rencananya akan melepas lebih dari 10% saham atau setara 550 juta saham ke publik. Perusahaan manufaktur ini telah menunjuk PT Andalan Artha Advisindo Securities dan Investindo Nusantara Sekuritas sebagai underwriter.Senada, Arita Prima pun telah menunjuk Lauthandana Securindo sebagai underwrietr. Arita yang merupakan produsen pipa ini akan melepas 250 juta saham baru, setara 25,58% dari saham yang kelak dicatatkan. Dari ajang IPO ini, Arita membidik dana senilai Rp 70 miliar sampai Rp 75 miliar.Sepanjang tahun 2013, BEI menargetkan ada 40 emiten menjadi perusahaan terbuka. Hingga saat ini, jumlah yang telah terdaftar yaitu 25 emiten, dengan nama terakhir PT Siloam Hospital Tbk (SILO).Hingga September 2013, jumlah dana yang dikumpulkan melalui IPO pada 24 emiten mencapai Rp 38,9 triliun. Dengan masuknya SILO yang memperoleh Rp 1,4 triliun dana IPO, jumlah total perkiraan dana IPO di bursa kini sudah mencapai Rp 40,3 triliun. Perolehan tersebut sudah melampaui pencapaian tahun 2012. Kala itu, BEI menerima 23 emiten baru, dengan total nilai emisi sebesar Rp 29,96 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News